GangguanKepribadian: kajian tafsir surat al-Baqarah 8-20. Dalam penelitiannya Fajriyyah menggunakan metode tahlili lewat pendekatan psikologi Islam yang di komparatifkan dengan ilmu tafsir berdasarkan penafsiran para mufasir. Dari penelitian ini fajriyyah mengungkapkan 6 Husnul Qodim et al., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Dari2 atsar hadist yang kami nukil ada beberapa ciri" khowarij dan itu mirip sekali dengan wahabi yang ngaku" salaf dan ngaku" ahlussunnah. 1. Gampang memvonis kafir,syiah, bid'ah tanpa ada penelitian terlebih dahulu seperti yang disebutkan di dalam atsar di atas padahal mereka tau siapa sa'ad bin abi Waqqash . Kemudiandilihat dari ciri-cirinya, tafsir bi al ma'sur menggunakan nash saat menafsirkan al-Qur'an, lain 2017), maka diketahui bahwa metode tafsir terbagi menjadi empat bagian, yaitu tafsir tahlili, tafsir ijmali, tafsir muqaran dan tafsir maudu'i. Setelah itu, dimasa pertumbuhan selanjutnya, tafsir dengan metode yang cukup terkenal Inilah15 Ciri Ciri Pengikut Ajaran Firqah Wahabi yang. Tafsir Ibnu Katsir Edisi 10 Jilid pustakaimamsyafii com. Indonesia ICAO. June 21st, 2018 - 30 05 2018 1135 Views Unduh PDF “Surat Yasin amp Tahlil Sarkub‚ Telah dipaparkan di beberapa artikel sebelumnya mengenai Apa itu Tahlil Bagaimana Ciriciri metode tahlili, syarah hadis yang mengikuti metode ini dapat mengambil bentuk ma'tsur (riwayat) yaitu, cara mensyarah hadis nabi Saw dengan dalil-dalail yang ada, baik dengan ayat-ayat al-Quran atau hadis itu sendiri, dengan pendapat sahabat, maupun dengan pendapat tabi'in; atau ra'y (pemikiran) yaitu, syarah hadis yang didasarkan pada ijtihad pensyarah dan menjadikan akal fikiran sebagai pendekatan utamanya. 5 Sebuahtafsir kontemporer yang memiliki ciri khas tersendiri dalam paparannya menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Memiliki tampilan unik dan berbeda dengan kitab lain secara menyeluruh. Adapun tafsir tahlili yakni dengan menjelaskan tafsir al-Qur'an secara terperinci mulai dari surat al-Fatihah hingga surat an-Nas. BERITADIY - Bacaan Surat Yasin lengkap 83 ayat teks Arab, latin, dan artinya untuk amalan saat malam Jumat, ini link online PDF full tersedia di sini. Membaca Surat Yasin lengkap 83 ayat saat malam Jumat menjadi salah satu amalan yang dapat dilakukan umat muslim.. Surat yang terdiri dari 83 ayat ini tergolong ke dalam Surat Makiyyah karena diturunkan kepada Rasulullah SAW di Kota Makkah. metodemuqa>ran dalam penelitian hadis adalah metode perbandingan yang aplikasinya tidak hanya dalam fiqh al-hadis, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam perbandingan sanad dan matan.Perbandingan sanad dilakukan untuk menemukan adanya sya>hid dan mutta>bi', sedangkan perbandingan matan dilakukan untuk mengetahui apakah hadis tersebut diriwayatkan secara makna atau lafal. qLG7. TAFSIR TAHLILI A. Pengertian Tafsir Tahlili Tafsir Tahlili merupakan metode tafsir ayat-ayat Al- Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. B. Ciri-ciri Tafsir Tahlili Metode Tafsir tahlili mamiliki ciri khusus yang membedakannya dari metode tafsir lainnnya, cirri-cari tersebut adalah 1. Mufasir menafsirkan ayat per ayat sesuai dengan urutan dalam mushaf ustmani, yaitu dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh surat An-Nas. 2. Mufasir menjelaskan makna yang terkandung dalam Al- Qur’an secara komprehensif dan menyeluruh. 3. Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai metode tafsir ijmali. C. Contoh Tafsir Tahlili Tafsir al-Kasysyaf Dari urut-urutan jilid kitab tafsirnya, dapat diketahui bahwa al-Zamakhsyari melakukan penafsiran secara lengkap terhadap seluruh ayat yang terdapat dalam al- Qur’an dari awal hingga akhir, dimulai dari ayat pertama surah al -Fatihah sampai dengan ayat terakhir surah al-Nas. Dari sisi ini pula dapat dikatakan bahwa penyusunan kitab tafsir ini dilakukan dengan menggunakan metode tahlili, yaitu suatu metode tafsir yang menyoroti ayat-ayat al- Qur’an dengan memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai dengan urutan bacaan ayat dan surah dalam mushaf Utsmani. Al-Zamakhsyari dalam menafsirkan al- Qur’an memang telah melakukan analisis mufradat dan lafaz al- Qur’an dari sudut pandang kebahasaan, menerangkan unsur-unsur balaghah yang terdapat di dalamnya yang didasarkan penggunaan kata itu dalam bahasa dan syair-syair arab, dan kadangkala berdasarkan hadis Nabi SAW dan bahkan disertai dengan ijtihad dan analisisnya sendiri. Uraiannya nampak sangat ArticlePDF Available AbstractMetode tafsir tahlili merupakan salah satu metode dalam tahlili berusaha menganalisa dan menjelaskan ayat-ayatal-Qur‟an secara keseluruhan dan meliputibacaan ayat, bangunan nahwu dan sharaf, sebab nuzul ayat, maknagelobal dari ayat, hikmat pensyariatan dan al-Qur‟anyang menggunakan metode ini sangat bermanfaat bagi para penuntutilmu khususnya bidang ilmu al-Qur‟an untuk memperdalampemahamannya tentang al-Qur‟an dan tidak tepat bagipara Tafsir tahlili, Metode Tafsir, Tahlili Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Mengenal Metode Tafsir Tahlili MENGENAL METODE TAFSIR TAHLILI Syaeful Rokim Dosen Prodi IAT STAI Al-Hidayah Bogor Abstrak Metode tafsir tahlili merupakan salah satu metode dalam penelitian tahlili berusaha menganalisa dan menjelaskan ayat-ayat al-Qur‟an secara keseluruhan dan meliputi bacaan ayat, bangunan nahwu dan sharaf, sebab nuzul ayat, makna gelobal dari ayat, hikmat pensyariatan dan al-Qur‟an yang menggunakan metode ini sangat bermanfaat bagi para penuntut ilmu khususnya bidang ilmu al-Qur‟an untuk memperdalam pemahamannya tentang al-Qur‟an dan tidak tepat bagi para pemula. Keyword Tafsir tahlili, Metode Tafsir, Tahlili A. Pendahuluan Pembahasan tafsir merupakan hal yang penting pada setiap waktu dan tempat. Hal itu dikarenakan kebutuhan umat Islam akan petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur‟an al karim untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Adapun kebutuhan petunjuk manusia sangat beragam satu sama lainnya dalam satu daerah, atau masa dahulu dengan masa kontemporer. Oleh karena itu tafsir al-Qur‟an membutuhkan aktualisasi agar dapat mudah dipahami oleh masyarakat Muslim dengan realita mereka yangberbeda-beda adat kebiasaannya. Para ahli tafsir pun berusaha untuk menafsirkan al Qur‟an dengan pendekatan dan metode yang berbeda-beda antara satu ahli tafsir dengan pendekatan tafsir yang melihat pada sumber penafsiran, ahli tafsir mengkategorikan tafsir al-Qur‟an menjadi 4 kategori; pertama tafsir bil ma‟tsur riwayah.Kedua, tafsir bil ra‟yi dirayah.Ketiga, tafsir bil-lughah bahasa.Keempat, tafsir isyari. Mengenal Metode Tafsir Tahlili Adapun metode tafsir yang digunakan oleh para ahli tafsir dalam penafsiran al Qur‟an dapat dikategorikan menjadi empat metode; Pertama, Metode tafsir metode tafsir metode tafsir maudhu‟ metode tafsir kategori ini merupakan pengkategorian baru, karena kategori ini muncul setelah penelitian pada buku-buku tafsiryang beragam, sehingga para ahli ilmu membagi metode tafsir yang digunakan oleh para ahli tafsir menjadi 4 macam. Metode tahlili merupakan metode penafsiran yang digunakan oleh para ulama dahulu dan paling luas cakupan bahasannya. Hal itu dikarenakan mufasir membagi beberapa jumlah ayat pada satu surat dan menjelaskannya kata perkata secara rinci dan komprehensif. Pada kesempatan ini, penulis berusaha untuk membahas metode tafsir empat metode penafsiran yang dijelaskan di paragraph sebelumnya, makalah ini membatasi pembahasannya pada metode penafsiran tahlili. B. Makna Metode Tafsir Tahlili Sebelum masuk pada pembahasan isi metode tafsir tahlili, penulis berusaha mengungkapkan definisi kata metode, tafsir dan tahlili merupakan bentuk kata majemuk yang terbentuk dari dua ini membutuhkan penjelasan pada setiap bagiannya sebelum menjelaskan definisi dari tafsir tahlili. Kata metode berasal dari bahasa Latin yaitu berasal dari kata methodos. Kata methodos itu sendiri berasal dari akar kata metadan hodos. Meta berarti „menuju, melalui, mengikuti, sesudah‟, sedangkan hodos berarti „jalan, cara, dan arah‟.Sedangkan kata metode atau dalam bahasa inggris „methode‟ berarti prosedur atau proses untuk mencapai apa yang diinginkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata metode berarti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.. Definition Of Method, Accessed Oktober 2017. . Definisi kata metode, diakses oktober 2017, entri/metode Mengenal Metode Tafsir Tahlili Kata tafsir berarti al Tawdi>h „penjelasan‟ dan al-bayan „penegasan‟ serta menyikap sesuatu yang seperti kata „tafsir‟ yang disebutkan dalam firman Allah swtsurat al Furqan ayat ke 33 yang bermakna kata tafsir secara istilah kelimuan adalah ilmu yang membahas tentang al Qur‟an al Karim dari segi dilalah petunjuknya yang diinginkan oleh Allah sesuai kemampuan manusia. Imam al-Zarkasyi mengatakan bahwa ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad saw, untuk menjelaskan makna-maknanya, untuk mengeluarkan hukum dan hikmah di dalamnya. Hal itu akan membutuhkan ilmu bahasa, nahwu grammer, sharaf, ushul fiqih, qiraat dan lainnya. Dan membutuhkan juga pengetahuan asbab nuzul, nasikh dan Abu Hayyan rhm juga menjelaskan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana mengucapkan lafadz al-Qur‟an, membahas petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya, dan membahas makna-makna yang terkandung dalam susunan ayat al-Qur‟ kata tahlili bentuk kata arab „‟ contoh „‟ yang bermakna membuka ikatanmenjadi terurai. Secara umum tahlili bermaksud menjelaskan sesuatu pada unsur-unsurnya secara terperinci. Adapun definisi tafsir tahlili secara istilah adalah metode yang digunakan seorang mufasir dalam menyingkap ayat sampai pada kata-perkatanya, dan mufasir melihat petunjuk ayat dari berbagai segi serta menjelaskan keterkaitan kata dengan kata lainnya dalam satu ayat atau beberapa ditemukan definisi pada ulama terdahulu, dikarenakan metode ini dikenalkan setelahnya. . Ibnu Faris, Maqa>yis al-Lugah hal 355. . Allah swt berfirman tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. QS. Al-Furqan 33 . Muhammad Abd al Adzim al-Zarqa>ni, Mana>hil al Urfa>n fi Ilm al Qur‟an Beirut Dar al-Kitab al-Arabi, 1995 hal 2/6. . Muhammad Abdullah al-Zarkasyi, Al-Burhan fi „Ulum al-Qur‟an Kairo Dar l-Turats, 1984 juz 1/13. . Muhammad Yusuf, Abu Hayyan, Al-Bahru al-Muhith Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993 juz 1/121. . Muhammad al-Ra>zi, Mukhtar al Shihah, Kairo al-Saktah al-Jadid, 1329H hal 411. Mengenal Metode Tafsir Tahlili Menurut Musaid al Thayyar, tafsir tahlili adalah mufasir bertumpu penafsiran ayat sesuai urutan dalam surat, kemudian menyebutkan kandungannya, baik makna, pendapat ulama, I‟rab, balaghah, hukum, dan lainnya yang diperhatikan oleh mufasir. Jadi tafsir tahlili dapat kita katakan; bahwa mufassir meneliti ayat al Qur‟an sesuai dengan tartib dalam mushaf baik pengambilan pada sejumlah ayat atau satu surat, atau satu mushaf semuanya, kemudian dijelaskan penafsirannya yang berkaitan dengan makna kata dalam ayat, balagahnya, I‟rabnya, sebab turun ayat, dan hal yang berkaitan dengan hukum atau Urgensi Metode Tafsir Tahlili dan Kelebihannya Metode tafsir tahlili atau metode tafsir yang digunakan oleh ahli tafsir sepanjang masa memiliki banyak faidah yang beragam, dan tujuan yang tinggi. Secara gelobalnya penulis jelaskan sebagai berikut Pertama, metode ini meneliti setiap bagian nash al qur‟an secara detail, tanpa meninggalkan sesuatupun. Sehingga metode ini memberi pengetahuan yang komprehensif mengenai ayat yang dibahas baik kata atau kalimat. Di mana metode ini menyajikan makna dan hukum yang terkandung dalam nash. Kedua, metode ini menyeru peneliti dan pembacanya untuk mempelajari/mendalami ilmu-ilmu al qur‟an yang itu mufasir menjelaskan ayat dari berbagai segi dengan metode tahlili ini. Ketiga, metode ini memperdalam pemikiran, dan menambah kuat dalam menyelami makna ayat, serta tidak puas hanya melihat makna gelobal metode ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan untuk ber-istinbat, memilih ragam makna, memilih pendapat yang kuat dari pendapat para ulama. Keempat, dari metode ini, seorang alim dapat menggunakan informasi dalam tafsir tahlili menjadi sebuah pembahasan tersendiri, seperti metode tafsir karena itu tafsir tahlili menjadi pengantar atau asas untuk tafsir maudhui. Adapun kesimpulan kelebihan metode tafsir tahlili dapat dijelaskan menjadi dua ruang lingkup yang luas . Musa‟id al-Tayyar, su‟al an al-tafsir al-tahlili, fun=artview&id=335 Mengenal Metode Tafsir Tahlili padametode tafsir dalam tafsir tahlili, mufassir berusaha menjelaskan ayat demi ayat secara rinci dan dalam metode tafsir tahlili, seorang mufassir mendapatkan ruang yang luas untuk mengutarakan ide dan gagasannya dalam menafsirkan ayat al-Qur‟ tetapi tafsir dengan metode tahlili kurang tepat dalam pembelajaran bagi para siswa pemula dan masyarakat itu dikarenakan pembahasan dalam tafsir dengan metode tahlili sangat luas dan mencakup berbagai cabang ilmu al-Qur‟an dan hal itu menyulitkan para pemula dalam memahami ayat dan menyimpulkan maknanya. D. Macam-macam Metode Tafsir Tafsir dilihat dari metode penelitian dan penulisannya yang digunakan oleh para ulama tafsir dari zaman dahulu sampai sekarang dapat dikategorikan menjadi empat ini bukan disimpulkan oleh para ulama zaman dahulu akan tetapi pembagian metode ini muncul belakangan setelah buku-buku tafsir ditulis. Di antara macam metode tafsir sebagai berikut 1. Tafsir Ijmali Metode ini berusaha menjelaskan ayat al-Qur‟an secara gelobal, ringkas dan padat, tanpa memperluas pembahasan dan memperinci utama metode ini adalah memperjelas makna dan bentuk kata uslub yang zaman Sahabat Nabi tafsir dengan metode ijmali sangat itu dikarenakan kebanyakan masyarakat waktu itu memahami sebagian besar ayat-ayat al-Qur‟an, sehingga hanya sebagian kecil jumlah ayat yang perlu ditafsirkan. Di antara contoh kitab tafsir yang menggunakan metode tafsir ijmali Tafsir Jalalain, Tafsir al-Wajiz karangan al-Wahidi al-Naisaburi, al-Muhalla wa al-Suyuti, dan Tafsir Shofwah al-Bayan Li-Ma‟ani al-Qur‟an karangan Husain Makhluf. . Misy‟an al-Aisawi, al-Tafsir al-Tahlili; Tarikh wa al-Tathawur, al-Mu‟tamar al-Ilm al-Thani li-Kulliyah al-Ulum al-Islamiyah, 2012 M, hal 62. Mengenal Metode Tafsir Tahlili 2. Tafsir Tahlili Ini telah yang dijelaskan pada halaman besar ulama zaman dahulu menggunakan metode saja, mereka berbeda-beda dalam corak penafsirannya. Di antara contoh kitab tafsir yang menggunakan metode tafsir tahlili adalah; Tafsir Jami‟ al-Bayan Fi Ta‟wil Ayat al-Qur‟an karangan Muhammad Jarir al-Thabari, Ma‟alim Tanzin karangan al-Bagawi, al-Bahru al-Muhith karangan Abu Hayyan al-Qur‟an al-Adzim karangan Abu Fida Ibnu Katsir. 3. Tafsir Maudhui Ini merupakan metode dalam tafsir modern walaupun memiliki akar di zaman dulu, tetapi tidak seluas pembahasannya di zaman sekarang. Metode maudhui berusaha mengumulkan dan mentafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an yang memiliki tema yang sama. Sebagian besar tafsir dengan metode maudhui ini digunakan pada penelitian-penelitian ilmiah di perguruan tinggi dan lainnya. 4. Tafsir Muqaran Metode tafsir Muqaran adalah sebuah penelitian mendalam dan pengumpulan pendapat-pendapat berkaitan dengan tafsir ayat-ayat atau surat dalam al-Qur‟an yang memiliki hubungan tema yang sama. Kemudian dipelajari secara mendalam untuk mengenal perkataan yang lebih rajihkuat.Itu semua untuk mencapai petunjuk al-Qur‟an yang berkaitan dengan tema yang diteliti. E. Perkembangan Tafsir Tahlili Adanya metode tafsir tahlili tidak secara tiba-tiba tetapi metode ini muncul dengan melalui beberapa tahapan periode tentang sejarah dan periode yang dilalui „ilmu‟ tafsir ini, kita dapati bahwa tafsir melalui periode yang banyak, sampai pada zaman sekarang gelobal penjelasannya sebagai berikut; Periode pertama, pada masa Nabi saw, tafsir waktu itu terbatas pada penjelasan pada kata-kata yang samar atau asing. Analisa tafsir secara kebahasaan kata dalam ayat di masa Nabi sangat jarang sekali, dikarenakan waktu itu masyarakat tidak membutuhkan corak tafsir Mengenal Metode Tafsir Tahlili seperti sangat paham dengan bahasanya dan belum banyak tercampur dengan orang-orang asing .Pada zaman Nabi saw, tafsir terfokus pada asbab nuzul. Yakni sebab diturunkannya ayat al Qur‟an kepada Nabi saw. Sahabat yang menyaksikan turunnya ayat meriwayatkan kepada sahabat yang tidak sempat hadir menyaksikan turunnya itu juga, ada penjelasan langsung dari Nabi saw, yaitu menyelaskan al Qur‟an dengan Al Qur‟an, penjelasan istilah tertentu dalam ayat, penjelasan hukum hala dan haram, atau penegasan tentang hukum yang terdapat pada ayat. Sehingga banyak hadits yang memiliki keterkaitan dengan tafsir ayat baik secara langsung atau tidak. Pada zaman Nabi saw, tersisa banyak ayat yang tidak ditafsirkan oleh Nabi saw. Dikarenakan masyarakat waktu itu tidak membutuhkannya, atau dibiarkan agar manusia setelahnya mendalami ilmu tafsir itu dan menggunakan pemahaman mereka untuk ber-istinbat makna, hukum atau hikmah yang terkandung dalam ayat. Periode kedua, terjadi perluasan penafsiran secara itu menjadi kebutuhan primer bagi orang-orang yang baru masuk Islam, di mana mereka tidak menyaksikan langsung turunnya adanya kebutuhan tafsir secara bahasa setahap-setahap. Hingga islam menyebar di timur dan barat. Sebagaimanadinukil bahwan Umar bin Khattab memberikan perhatian khusus pada segi bahasa. Begitu pula Ibnu Abbas rda merupakan sahabat Nabi saw yang berandil besar dalam menafsirkan al qur‟an al ini, keseriusan para sahabat dan tabi‟in memiliki pengaruh besar dalam perkembangan berusaha dalam menafsirkan al Qur‟an berlandaskan kaidah-kaidah syariat dan memiliki pendapat-pendapat tafsir yang diriwayatkan dan terjaga dalam buku-buku tafsir dan saja sebagian besarnya berkaitan tentang kebahasaan, atau hukum pergerakan penafsiran di daerah Islam tumbuh subur seperti madrasah Makkah. Madinah, Bashrah, Kufah dan Yaman. Oleh karena itu perkataan sahabat dan tabiin yang berkaitan dengan penafsiran ayat menjadi pilar penafsiran bil-Ma‟ perbedaan pendapat di antara mereka pada periode ini sangat sedikit, dan itu terjadi dalam Muhsin Abd al-Hamid, Tatawur Tafsir al-Qur‟ 17. . Abd al-Rahman al-Suyuti, al Itqan fi „Ulum al-Qur‟an, Madinah Munawarah Majma‟ al-Malik al-Fahd, 1426H hal 1/347. Mengenal Metode Tafsir Tahlili masalah hukum terjadi perkembangan tafsir pada periode ini, al qur‟an secara rincinya belum ditafsirkan seluruhnya. Baik pada masa sahabat nabi atau masa ketiga,periode tafsir tahlili muncul setelah ilmu-ilmu keislaman muncul ilmu baru yang berkhidmat pada al-Qur‟an al-Karim. Mulai analisa nash ayat al-Qur‟an dengan bentuk yang lebih luas. Pada periode ini, kamus bahasa banyak dibukukan dan ilmu bahasa menjadi lebih luas, seperti nahwu, sharaf dan balaghah. Oleh karena itu terjadi peluasan penjelasan nash ayat al-Qur‟an dalam ilmu bahasa arab dalam rangka menjelaskan kata-kata gharib asing dalam al-Qur‟an. Maka ditulislah buku secara khusus yang menjelaskan makna kata dalam al-Qur‟ buku Majaz al-Qur‟an yang ditulis oleh Abi Ubaidah w 210H. dia menafsirkan petunjuk kata al-Qur‟an, menjelaskan bacaaan ayat dan berbicara tafsirnya secara keilmuan bahasa secara dari majaz al-Qur‟an, ada buku yang bernama kutub ma‟ani, seperti tafsir „Ma‟ani al-Qur‟an‟ karangan Abi Zakaria al-Fara‟ w lebih fokus pada kata-kata seputar bacaannya, I‟rabnya dan kata juga buku „Ma‟ani al-Qur‟an karangan al-Akhfasy w 215, dia lebih perhatian pada suara, sifat dan tempat keluarnya umum beliau menjelaskan tafsirnya secara bahasa, sharaf, nahwu dan balaghah. Dengan meluasnya ruang analisa bahasa dalam tafsir kata-kata dalam al-Qur‟an, maka perkembangan selanjutnya terjadi keluasan ruang analisa dalam istinbat penetapan hukum fiqih, hal ini sesuai dengan perkembangan yang maju pada madrasah-madrasah fiqih di dunia Islam. Mereka mulai mempelajari nash al-Qur‟an dari segi fiqihnya saja. Oleh karena itu muncullah buku „Ahkam al-Qur‟an‟ karangan imam Syafi‟i w 204 H, selain itu, pengikut madzhab Maliki juga menulis hal yang sama seperti Ismail bin Ishaq al-Qadhi w 282 H. begitu juga madzhab Hanafi seperti imam Al-Thahawi w 321 periode ini juga, mucul pembukuan-pembukuan cabang ilmu-ilmu al-Qur‟an seperti buku-buku tentang asbab nuzul, salah . Muhammad Husain al-dzahabi, al-Tafsir wa al Musfassirun, Kairo Maktabah Wahbah, 1976 M Juz 1/100. . Muhsin abd al-Hamid, Tathawur Tafsir al-Qur‟ 50. . Misy‟an al-Aisawi, al-Tafsir al-Tahlili; Tarikh wa al-Tathawur, al-Mu‟tamar al-Ilm al-Thani li-Kulliyah al-Ulum al-Islamiyah, 2012 M, hal 66. Mengenal Metode Tafsir Tahlili satunya yang ditulis oleh guru imam bukhari, Ali bin Al-Madini w 234. Terbukukan juga ilmu qira‟at seperti buku Abi Ubaid bin Salam w 224. Ahmad bin Zubair al-Kufi dan Ismail bin Ishaq al-Qadhi 282 H. Dibukukan juga ilmu naskh wa mansukh, yang buat oleh Qatadah al-Sadusi, Ibnu Syihab al-Zuhri, dan Muqatil bin Sulaiman Periode keempat, periode penggabungan dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tafsir. Buku yang paling lama dengan metode tahlili adalah buku yang ditulim oleh imam Muhammad bin Jarir al-Tabari w 310. Beliau menulis kitab tafsirnya dengan metode yang komprehensif dalam mempelajari nash al-Qur‟an. Imam Suyuti rhm mengatakan,kitab tafsir al-tabari adalak kitab tafsir yang paling agung lagi mulia, karena di dalamnya dipaparkan perkataan-perkataan sahabat, tabi‟in dan ulama dan juga I‟rab dan instinbat dari itu, tafsir ini lebih dalam dan luas dari tafsir-tafsir al-Nawawi rhm mengatakan juga tentang tafsir al-Tabari, umat sepakat bahwa belum terdapat kitab yang disusun seperti tafsir demikian, imam al-tabari adalah orang pertama yang meniti jalan tafsir tahlili dan ditulis dalam di dalamnya kaidah-kaidah ilmu ini dan langkah-langkahnya. Imam al Zarkasyi rhm mengatakan bahwa sesungguhnya Muhammad bin Jarir al-Tabari mengabarkan kepada seluruh manusia tentang penafsiran yang beragam, dan mendekatkan sesuatu yang dapat kita katakana bahwa tafsir Ibnu Jarir al-Tabari memiliki keutamaan tersendiri dari kitab-kitab tafsir lainnya baik dari segi waktu, segi faniyah, dan segi pembuatannya. Setelah imam al-Tabari, imam al-Tsa‟labi al-Naisaburi w 427 Hmembuat kitab tafsir al-Qur‟ penafsiranyya, beliau terpengaruh dengan metode yang digunakan oleh imam mengatakan di dalam pengantar kitab tafsirnya, bahwa beliau menyebutkan pendapat 14 ahli nahwu dalam . Abd al-Rahman al-Suyuti, al Itqan fi „Ulum al-Qur‟an, Madinah Munawarah Majma‟ al-Malik al-Fahd, 1426H 4/212. . Muhyiddin Syarof al-Nawawi, Tahdzib al-Asma‟ wa al-Lugat Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah1/78 . Muhammad Abdullah al-Zarkasyi, Al-Burhan fi „Ulum al-Qur‟an Kairo Dar l-Turats, 1984 juz 2/76. . Ahmad Al-Tsa‟labi, al-Kasyf wa al-Bayan, Beirut Dar al-Ihya‟ al-Turats al-Arabi 2002 M juz 1/75. Mengenal Metode Tafsir Tahlili juga muncul kitab tafsir „Ma‟alim al-Tanzil‟ karangan imam al-Bagawi w 516. Tafsir yang lebih jelas dan dalam lagi dalam penggunaan metode tahlili adalah tafsir Ibnu Hayyan al-Andalusi w 745, beliau menulis tafsir yang bernama „al-Bahr al-Muhi>th‟. Ibnu Hayyan dalam pengantar bukunya menjelaskan langkah-langkahnya dalam menafsirkan al-Qur‟an secara terperinci dan mengawali penafsiran ayat dengan menjelaskan mufradat ayat, yakni kata-perkata dijelaskan makna bahasa dan beliau menjelaskan tafsir ayat dengan menyebutkan sebab nuzul ayat, jika memiliki asbab nuzul. Kemudian beliau menjelaskan nasakh atau tidaknya ayat yang dibahas, dan menyebutkan keterkaitan ayat dengan ayat sebelumnya, atau surat sebelumnya. Beliau juga menjelaskan macam-macam qiraat yang mutawatir dan Ragam Metode Tafsir Tahlili Dalam perkembangan penafsiran al-qur‟an, metode tafsir tahlili memiliki ragam penggabungan antara metode tafsir tahlili dengan pendekatan tafsir bil ma‟tsur dan tafsir bil ra‟yi dirayah.Oleh karena itu, tafsir tahlili –minimalnya- memiliki dua ragam; 1. Tafsir tahlili bil ma‟tsur Dalam hal ini, metode tafsir tahlili berusaha menjelaskan ayat-ayat secara terperinci dengan menggunakan pendekatan tafsir bil ma‟ yang dimaksud dengan tafsir bil ma‟tsur adalah penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an berlandaskan pada penjelasan dalam ayat yang lain, dan pada hadits-hadits nabawi, dan pada perkataan para sahabat dan tabi‟in. Di antara tafsir tahlili yang menggunaka pendekatan tafsir bil ma‟tsur yaitu; a. Tafsir Jami‟ al-Bayan fi Ta‟wil ayat al Qur‟an, b. Ma‟alim Tanzil tafsir al-Qur‟an al-Adzim, Ibnu al-Durr al-Ma‟tsur fi al Tafsir bi al-Ma‟tsur Suyuti. E, . Muhammad Yusuf, Abu Hayyan, Al-Bahru al-Muhith Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993 juz 1/103. Mengenal Metode Tafsir Tahlili 2. Tafsir tahlili bil ra‟yi Ragam tafsir tahlili yang kedua adalah penggunaan pendekatan tafsir bil Ra‟ dalam penjelasan tafsir tahlili ini, mufasir menggunakan sumber ra‟yu yang didukung dengan kaidah-kaidah tafsir dan cabang-cabang ilmu tafsir. Di antara tafsir tahlili yang menggunakan pendekatan tafsir bil ra‟yi yaitu; a. Tafsir al-Khazin, al-Khazin. B, Anwar Tanzil wa Asrar Al-Ta‟wil,al-Baydhawi. C, Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur‟an, Thanthawi tafsir al-Manar, Muhammad Rasyid. G. Langkah Penafsiran Tahlili Tidak terhenti perjalanan tafsir tahlili sampai pada ulama terdahulu tafsir tahlili sampai saat ini masih relevan dan dapat digunakan dalam penafsiran al-Qur‟an sebagaimana perkembangan kehidupan manusia secara ini ada beberapa langkah yang digunakan para ulama terdahulu dalam penafsiran al-Qur‟an dengan metode tahlili; Pertama, penjelasan makna kata dalam al-Qur‟ penjelasan asbab nuzul ayat sebab turunnya ayat. Ketiga, penjelasan munasabah antar ayat dan surat sebelumnya. Keempat, penjelasan I‟rab ayat dan macam-macam qiraat ayat. Kelima, penjelasan kandungan balagahnya dan keindahan susunan kalimatnya. Keenam, penjelasan hukum fiqih yang diambil dari ayat. Ketujuh, penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. Tujuh point inilah yang merupakan inti dalam metode tafsir tahlili, yang digunakan oleh para ahli tafsir terdahulu dalam buku tafsir saja langkah-langkah di atas bukan berarti harus berurutan seperti urutan di atas, tetapi itu adalah langkah secara umum para ahli tafsir dalam metode sebagian ahli tafsir tidak menggunakan salah satu langkah yang di sebagian mufasir mengedepankan makna umum dari pada penjelasan I‟rab, sesuai yang dipandang penting oleh ahli tafsir penulis dalam tafsirnya. Sebagaimana juga ada mufassir yang tidak mengelompokkan tafsirnya seperti di atas, akan tetapi mufassir menjelaskan tafsirnya secara natsryakni campur dan menyatu antara penjelasan makna dan penjelasan lainnya. Pada zaman kontemporer sekarang ini, Nampak jelas ada perhatian serius ada metode ini. Yakni ada tambahan langkah-langkah Mengenal Metode Tafsir Tahlili baru dari sebelumnya, atau ada pembagian bab yang jelas secara berurutan, sehingga dapat dipahami dengan mudah. Perkembangan ini banyak terjadi pada dunia akademisi, terkhusus pada akademisi jurusan tafsir, baik tafsir surat tertentu ataupun tafsir al-Qur‟an secara keseluruhan. Di antara tema bab yang ditawarkan dalam metode tafsir tahlili ini sebagai berikut pertama, Apa faidah dari nash ayat   , kedua, Hikmah pensyariatan dalam ayat, ketiga, I‟jaz keilmuan dalam nash al-Qur‟an, keempat, Penjelasan historis masyarakat saat ayat turun, kelima, Kandungan pengetahuan individu dan sosial kontemporer. 1. Apa faidah dari nash ayat  Nash al-Qur‟an mengandung banyak petunjuk, makna, dan ini menunjukkan tingkatan tertinggi kefasihan bahasa dan itu juga, ada faidah yang diambil dari nash ayat dan ruhnya, tetapi faidah ini mengantarkan pada faidah dalam kehidupan ilmiah. Adanya langkah ini akan menjadi mengingat bagi pembacanya, atau memberikan ringkasan baginya. langkah ini     terkadang dengan nama lain seperti; Hidayah ayat  , Fawaid ayat  , dan petunjuk ayat . 2. Hikmah pensyariatan dalam ayat Ini mungkin yang dibutuhkan dalam di masa sekarang besar masyarakat mencari penjelasan hikmah pensyariatan, agar hati mereka thuma‟ninah. Mereka menyadari bahwa apa yang dibawa islam dalam Al-Qur‟an selaras dengan akal, ilmu dan realita. Hal ini akan kita temukan dalam kitab-kitab tafsir modern seperti Rawa‟I al-bayan dan al-Tafsir al-Munir. 3. I‟jaz keilmuan dalam nash al-Qur‟an Ada beberapa ayat yang mengandung petunjuk pada bidang keilmuan dan penemuan ilmiah modern,seperti ilmu falak astronomi, , seperti yang dinamakan oleh Abu Bakar al-Jazairi dalam kitab tafsirnya „Aisar al-Tafasir‟ . seperti yang dinamakan oleh Muhammad Nashir al-Umar dalam tafsirnya pada surat al-Hujurat. . seperti yang dinamakan oleh Muhammad Ali al-Shabuni dalam tafsir „Rawai‟ al-Bayan Fi Tafsir Ayat al-Ahkam‟. Mengenal Metode Tafsir Tahlili ilmu kedokteran dan al-Qur‟an bukan buku ilmu astronomi, kimia, kedokteran, hanya saja al-Qur‟an mengobati manusia dan membentuk psikologi, akhlak, dan diberikan ruang untuk meneliti dan eksperimen pada bidang ilmiah kauniyah. Para ulama kaum Muslimin juga memandang baik dalam mengambil manfaat dari hasil penelitian tentang alam, kehidupan, dan manusia untuk memahami al-Qur‟ itu dapat memperdalam pemahaman mengenai nash al-Qur‟an. Hanya saja tidak boleh untuk memperkuat pendapat perorangan sedangkan tidak ada korinah yang kuat. 4. Penjelasan historis masyarakat sosiologis saat ayat turun Kondisi masyarakat atau kejadian yang terjadi sebelum turunya ayat al-Qur‟an atau apa yang terjadi di masa Nabi Muhammad saw sangat membutuhkan perincian dan penjelasan yang cukup. Sehingga pembaca dapat memahami petunjuk ayat secara ada isyarat pada beberapa kejadian yang membutuhkan pengetahuan yang syamil komprehensif, dikarenakan ayat turun berkenaan tentang kejadian ayat-ayat permulaan pada surat al-Mujadilah juz 28. 5. Kandungan pengetahuan insani dan sosial kontemporer seperti ilmu psikologi, ilmu sosial, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan dan lainnya. Tidak diragukan lagi, bahwa sebagian besar dari ilmu-ilmu yang ada di zaman sekarang ini memiliki dasar dan akar di dalam al-Qur‟ al-Suyuti mengatakan bahwa kitabullah al-Qur‟an mencakup segala sesuatu ilmu.Adapun berbagai beragam ilmu yang ada itu ada petunjuknya di dalam al-Qur‟an. Pada kesempatan yang lain imam Suyuti mengatakan bahwa al-Qur‟an berisikan juga ilmu-ilmu selain ilmu terdahulu, seperti kedokteran, arsitek, dan ulama tafsir tidak melarang untuk mengambil pengetahuan manusia dalam bidang ilmu apapun dan menjadikannya sebagai khidmah pada al-Qur‟an al-karim, bukan sebagai alat untuk menghukumi al-Qur‟an.. Imam Suyuti, al-Iklil fi istinbat al-Tartil. . Misy‟an al-Aisawi, al-Tafsir al-Tahlili; Tarikh wa al-Tathawur, al-Mu‟tamar al-Ilm al-Thani li-Kulliyah al-Ulum al-Islamiyah, 2012 M, hal 75-76 Mengenal Metode Tafsir Tahlili H. Kesimpulan Pada akhirnya, penulis mengatakan bahwa tafsir tahlili merupakan metode tafsir yang sebagian besar para ahli tafsir menggunakannya untuk berkhidmat pada kitab Allah ta‟ala. Para ahli tafsir tidak meninggalkan sesuatu yang mempedalam/memperluas ruang pemahaman ayat melainkan mereka akan menggunakan metode itu atau mengikut sertakan penjelasan itu. Akan tetapi ada perbedaan di antara mufassir itu merupakan antara ahli tafsir ada yang menjelaskan tafsirnya secara luas komprehensif, ada pula yang menjelaskan secara ringkas dan padat. Pada zaman kontemporer ini, ada penambahan dalam bab atau penjelasan dalam tafsir. Zaman ini telah memberikan saham dalam menjelaskan nash al-Qur‟an yang sesuai dengan tabiat zamannya. Muncul di zaman ini tafsir ilmi, yang merupakan bukti kebenaran firman Allah dalam bidang a‟lam Mengenal Metode Tafsir Tahlili DAFTAR PUSTAKA Muhammad Al-Razi, Mukhtar Al Shihah, Kairo Al-Saktah Al-Jadid, 1329H Muhsin Abd Al-Hamid, Tatawur Tafsir Al-Qur‟an. Abd Al-Rahman Al-Suyuti, Al Itqan Fi „Ulum Al-Qur‟an, Madinah Munawarah Majma‟ Al-Malik Al-Fahd, 1426H Muhammad Husain Al-Dzahabi, Al-Tafsir Wa Al Musfassirun, Kairo Maktabah Wahbah, 1976 M Misy‟an Al-Aisawi, Al-Tafsir Al-Tahlili; Tarikh Wa Al-Tathawur, Al-Mu‟tamar Al-Ilm Al-Thani Li-Kulliyah Al-Ulum Al-Islamiyah, 2012 M. Abd Al-Rahman Al-Suyuti, Al Itqan Fi „Ulum Al-Qur‟an, Madinah Munawarah Majma‟ Al-Malik Al-Fahd, 1426H Muhyiddin Syarof Al-Nawawi, Tahdzib Al-Asma‟ Wa Al-Lugat Beirut Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah Muhammad Abd Al Adzim Al-Zarqani, Manahil Al Urfan Fi Ilm Al Qur‟an Beirut Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1995 M. Muhammad Abdullah Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi „Ulum Al-Qur‟an Kairo Dar L-Turats, 1984 M. Ahmad Al-Tsa‟labi, Al-Kasyf Wa Al-Bayan, Beirut Dar Al-Ihya‟ Al-Turats Al-Arabi 2002 M Muhammad Yusuf, Abu Hayyan, Al-Bahru Al-Muhith Beirut Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1993 Juz 1/103. Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an Jakarta Pustaka Pelajar, 1988. Definition Of Method, Accessed Oktober 2017. Https// Definisi Kata Metode, Diakses Oktober 2017, Https// Ahmad Bin Faris, Mu‟jam Maqayis Dar Al-Fikr, 1979 M. Musa‟id Al-Tayyar, Su‟al An Al-Tafsir Al-Tahlili, Http// Mengenal Metode Tafsir Tahlili ... Menurut kajian Muhammad Salih al-Din 2010, Dr. Wahbah menggunakan metode penafsiran secara taḥlīlī, iaitu mentafsirkan al-Quran mengikut tertib dan urutan yang sama dengan yang tertulis di mushaf. Hal ini juga selari dengan kajian Rokim 2017 yang menegaskan bahawa salah satu langkah pentafsiran al-Quran oleh ulama terdahulu yang menggunakan metode taḥlīlī ialah menerangkan maksud perkataan dalam al-Quran, menyatakan asbāb al-nuzūl, munāsabāt antara surah dan surah, i'rāb dan pelbagai qirā'at. Selain daripada itu penjelasan kandungan balāgahnya dan keindahan susunan kalimatnya, penjelasan hukum fekah yang diambil dari ayat dan penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. ...... Kajian Rokim 2017 menjelaskan bahawa kitab al-Tafsīr al-Munīr adalah antara kitab yang membincangkan hikmah sesuatu hukum itu disyariatkan dan perkara ini amat diperlukan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Boleh dikatakan setiap perkara yang disyariatkan, Dr. Wahbah akan menyertakannya seperti hikmah pengucapan sumpah dalam li'ān secara berulang-ulang ketika menghuraikan ayat 6-10 dalam bahagian al-fiqh wa al-ḥayāh. ... Miftah Khilmi HidayatullohThe 19th century was the century of colonialization of the Islamic world. At that time, Abduh offered the tajdid idea through the Qur'an interpretation as a response to the condition of Muslims who were slumped and colonized by the West. The researcher examines more deeply the intellectual history of Abduh's interpretation, by describing the conditions before Abduh's interpretation was delivered genesis and the conditions after impact. Lacapra's theory of intellectual history is used to deepen this research by describing the six contexts surrounding Abduh's interpretation, namely intentions, motivation, society, culture, corpus, and structure/ analogous concepts. The results of the preliminary research that we have done state that Abduh offers a simple, pro-science, and socially-styled interpretation of the Qur'an so that it can be a source of guidance for Muslims who are being colonized to regain happiness in the world and the hereafter.... Menurut kajian Muhammad Salih al-Din 2010, Dr. Wahbah menggunakan metode penafsiran secara taḥlīlī, iaitu mentafsirkan al-Quran mengikut tertib dan urutan yang sama dengan yang tertulis di mushaf. Hal ini juga selari dengan kajian Rokim 2017 yang menegaskan bahawa salah satu langkah pentafsiran al-Quran oleh ulama terdahulu yang menggunakan metode taḥlīlī ialah menerangkan maksud perkataan dalam al-Quran, menyatakan asbāb al-nuzūl, munāsabāt antara surah dan surah, i'rāb dan pelbagai qirā'at. Selain daripada itu penjelasan kandungan balāgahnya dan keindahan susunan kalimatnya, penjelasan hukum fekah yang diambil dari ayat dan penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. ...... Kajian Rokim 2017 menjelaskan bahawa kitab al-Tafsīr al-Munīr adalah antara kitab yang membincangkan hikmah sesuatu hukum itu disyariatkan dan perkara ini amat diperlukan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Boleh dikatakan setiap perkara yang disyariatkan, Dr. Wahbah akan menyertakannya seperti hikmah pengucapan sumpah dalam li'ān secara berulang-ulang ketika menghuraikan ayat 6-10 dalam bahagian al-fiqh wa al-ḥayāh. ...... Menurut kajian Muhammad Salih al-Din 2010, Dr. Wahbah menggunakan metode penafsiran secara taḥlīlī, iaitu mentafsirkan al-Quran mengikut tertib dan urutan yang sama dengan yang tertulis di mushaf. Hal ini juga selari dengan kajian Rokim 2017 yang menegaskan bahawa salah satu langkah pentafsiran al-Quran oleh ulama terdahulu yang menggunakan metode taḥlīlī ialah menerangkan maksud perkataan dalam al-Quran, menyatakan asbāb al-nuzūl, munāsabāt antara surah dan surah, i'rāb dan pelbagai qirā'at. Selain daripada itu penjelasan kandungan balāgahnya dan keindahan susunan kalimatnya, penjelasan hukum fekah yang diambil dari ayat dan penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. ...... Kajian Rokim 2017 menjelaskan bahawa kitab al-Tafsīr al-Munīr adalah antara kitab yang membincangkan hikmah sesuatu hukum itu disyariatkan dan perkara ini amat diperlukan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Boleh dikatakan setiap perkara yang disyariatkan, Dr. Wahbah akan menyertakannya seperti hikmah pengucapan sumpah dalam li'ān secara berulang-ulang ketika menghuraikan ayat 6-10 dalam bahagian al-fiqh wa al-ḥayāh. ...... Menurut kajian Muhammad Salih al-Din 2010, Dr. Wahbah menggunakan metode penafsiran secara taḥlīlī, iaitu mentafsirkan al-Quran mengikut tertib dan urutan yang sama dengan yang tertulis di mushaf. Hal ini juga selari dengan kajian Rokim 2017 yang menegaskan bahawa salah satu langkah pentafsiran al-Quran oleh ulama terdahulu yang menggunakan metode taḥlīlī ialah menerangkan maksud perkataan dalam al-Quran, menyatakan asbāb al-nuzūl, munāsabāt antara surah dan surah, i'rāb dan pelbagai qirā'at. Selain daripada itu penjelasan kandungan balāgahnya dan keindahan susunan kalimatnya, penjelasan hukum fekah yang diambil dari ayat dan penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. ...... Kajian Rokim 2017 menjelaskan bahawa kitab al-Tafsīr al-Munīr adalah antara kitab yang membincangkan hikmah sesuatu hukum itu disyariatkan dan perkara ini amat diperlukan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Boleh dikatakan setiap perkara yang disyariatkan, Dr. Wahbah akan menyertakannya seperti hikmah pengucapan sumpah dalam li'ān secara berulang-ulang ketika menghuraikan ayat 6-10 dalam bahagian al-fiqh wa al-ḥayāh. ...... Menurut kajian Muhammad Salih al-Din 2010, Dr. Wahbah menggunakan metode penafsiran secara taḥlīlī, iaitu mentafsirkan al-Quran mengikut tertib dan urutan yang sama dengan yang tertulis di mushaf. Hal ini juga selari dengan kajian Rokim 2017 yang menegaskan bahawa salah satu langkah pentafsiran al-Quran oleh ulama terdahulu yang menggunakan metode taḥlīlī ialah menerangkan maksud perkataan dalam al-Quran, menyatakan asbāb al-nuzūl, munāsabāt antara surah dan surah, i'rāb dan pelbagai qirā'at. Selain daripada itu penjelasan kandungan balāgahnya dan keindahan susunan kalimatnya, penjelasan hukum fekah yang diambil dari ayat dan penjelasan makna umum dari ayat dan petunjuk-petunjuknya. ...... Kajian Rokim 2017 menjelaskan bahawa kitab al-Tafsīr al-Munīr adalah antara kitab yang membincangkan hikmah sesuatu hukum itu disyariatkan dan perkara ini amat diperlukan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Boleh dikatakan setiap perkara yang disyariatkan, Dr. Wahbah akan menyertakannya seperti hikmah pengucapan sumpah dalam li'ān secara berulang-ulang ketika menghuraikan ayat 6-10 dalam bahagian al-fiqh wa al-ḥayāh. ...... Jika suatu produk tafsir dituliskan berdasarkan tartīb al-ayah wa al-suwar maka dapat diketahui bahwa metode yang digunakan dalam tafsir tersebut adalah ijmāli dan taḥlili. Untuk membedakan kedua metode tersebut, dapatlah dilihat dari panjang dan pendeknya penjelasan yang terdapat di dalamnya Rokim, 2017. Jika penjelasan di dalamnya dijelaskan secara umum, maka metode yang digunakan adalah ijmāli dan jika penjelasan di dalamnya dijelaskan secara panjang lebar menyentuh berbagai aspek, maka metode yang digunakan adalah metode taḥlili. ...Akhdiat AkhdiatAbdul KholiqPenafsiran Al-Qur’an telah dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW sampai dengan sekarang ini. Suatu produk penafsiran yang muncul dari masa Nabi SAW sampai sekarang tentulah berbeda, baik dari metode maupun kesimpulan yang dihasilkan. Hal itu terjadi karena kebutuhan suatu penafsiran setiap masa selalu berbeda-beda. Di samping itu munculnya anggapan bahwa produk tafsiran lama tidak lagi mampu menjawab tantangan zaman akan setiap permasalahan manusia. Maka karena itu, dari empat metode yang sudah disimpulkan oleh Al-Farmawi, yaitu ijmāli, taḥlīli, muqāran, dan metode mauḍū’i, penulis mencoba untuk membahas metode ijmāli. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas kemunculan tafsir ijmāli, dasar dan urgensi tafsir ijmāli, langkah-langkah tafsir ijmāli dan kelebihan serta kekurangan tafsir ijmāli. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif berbasis library research dengan pendekatan analisis-deskriptif. Berdasarkan metode tersebut, artikel ini menemukan hasil bahwa metode ijmāli muncul pertama kali pada masa Nabi SAW. Tafsir ijmāli adalah metode penafsiran Al-Qur’an dengan penjelasan singkat, global dan tidak panjang lebar. Dan metode ini sangat cocok untuk digunakan bagi pemula dan orang awam dalam memahami Al-Qur’an. Adapun langkah-langkahnya adalah menguraikan ayat secara sistematika Al-Qur’an, menjelaskan secara umum serta makna mufradatnya, berdasarkan kaidah-kaidah bahasa Arab, dan bahasa yang digunakan mengupayakan pemilihan diksi yang mirip dengan lafadz yang digunakan oleh Al-Qur’an. Di samping itu metode ijmāli memiliki kelebihan jelas dan mudah dipahami, terbebas dari penafsiran israiliyat dan dekat dengan bahasa Al-Qur’an. Sedangkan kekurangannya adalah petunjuk Al-Qur’an yang tidak utuh/parsial dan penafsiran dangkal atau tidak menyeluruh.... Metode ini menafsirkan dengan pola ma'tsur dan ra'yi. Pemaknaan teks dilaksanakan secara utuh yang disertai pencantuman asbabun nuzul, munasabah antar ayat, dan pengertian setiap kosakata yang terbilang sulit Rokim, 2017. Perkembangan metode ini terbagi pada tiga periode. ...Ihsan ImadudinAini Qurotul AinTulisan ini bertujuan untuk memetakan kategorisasi tafsir serta problematikanya dengan meninjau dari tiga aspek yaitu sumber, metode, dan corak penafsirannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan library research atau studi pustaka. Hasil studi menunjukan bahwa dari segi sumber tafsir terbagi menjadi dua kategori yaitu sumber primer atau tafsir bil ma’tsur dan sumber sekunder atau tafsir bil ra’yi. Ditinjau dari segi metode, tafsir terbagi menjadi empat kategori yaitu tahlili, ijmail, moqaran dan maudhu’i. Ditinjau dari segi corak, kategori tafsir memilik variasi corak yang sangat banyak di antaranya corak lughawi, hukmi, falsafi, sastra, ilmi, adab ijtima’i, dan akan terus muncul corak baru sesuai dengan perkembangan zaman. Kategorisasi tafsir ini hasil selain mempermudah dalam pemetaan keilmuan Al-Qur’an, dalam prosesmya ternyata menemui beberapa problematika terutama dalam aspek aksiologi dan SalsabilaThis study aims to discuss the concept of covering the genitals from the perspective of the Qur'an in Surah An-Nur verse 31 from the perspective of Karim's interpretation of the Qur'an and the interpretation of An-Nur. This research method is qualitative through literature study with a fiqh approach. This study concludes that there are similarities in the interpretation of women's genitalia according to the interpretation of the Qur'an Karim by Mahmud Yunus and the interpretation of An-Nur by Hasbi Ash-Shiddieqy, namely all parts of the body except the face, the palms of the hands and the soles of the feet, both of which refer to the opinion of Ibn Abbas. However, there is also a difference in the limits of a woman, according to the interpretation of the Qur'an Karim by Mahmud Yunus, a woman's half arm and half calf can be seen because these body parts are usually seen when working, this refers to the opinion of the Hanafi school. According to Hasbi Ash-Shiddieqy's interpretation of An-Nur, shaking hands with non-mahrams is not haram, because women's palms are not part of the Azmi FaridaZainal AbidinAbstrak Karya tulis ini membahas peran penting sebagai media yang menyuarakan moderasi Islam. Dalam konteks saat ini, suara kelompok konservatif-Islamis masih mendominasi dunia maya, sehingga perlu melakukan langkah strategis untuk membalikkan keadaan. Langkah strategis ini disebut sebagai gerakan Escape from Echo Chamber Keluar dari Ruang Gema. Echo Chamber sesungguhnya berupa algoritma digital yang memudahkan pencarian konten sesuai keinginan pengguna media sosial. Namun, lama-kelamaan Echo Chamber menjadi ruang eksklusif yang tertutup. Algortima ini dikhawatirkan karena kondisi sekarang masih didominasi oleh kelompok konservatif-islamis. Maka, Peran penting dalam menyuarakan moderasi Islam perlu hadir secara maksimal. Terlebih, konten tafsir digital menjadi rujukan karena slogan kembali ke Al-Qur’an dan hadis semakin eksis di Indonesia. Sebagai penelitian kualitatif, karya tulis ini dideskripsikan secara analitik, Adapun hasil penelitian ini yaitu gerakan Escape from Echo Chamber dimaknai sebagai upaya untuk sosialisasi tafsir digital yang moderat secara nyata, baik melalui kunjungan ke instansi pendidikan ataupun melalui festival keagamaan khas anak muda. Kata Kunci Tafsir Digital, Escape from Echo ChamberAhmad Fadhil RizkiSudirman M. Johan Afrizal NurThe Phenomena that occur at this time are very detrimental to society, namely conflicts and wars that occur at every point in the world since ancient times until now it will never end and will continue until the future because there is no solution in it, but in the Al-Quran, Allah SWT told a story about the politic of Balqis in the letter Al-Naml verses 32-35, namely a queen who was able to solve the war problems that would be faced with good and wise when getting a letter from the Prophet Sulaiman as containing invitation to believe in Allah SWT or will be fought if refused it, she was not in a hurry in making decision. First, she held a deliberation with her dignitaries to get the best suggestions and opinions, Second, think carefully even though she had a large amount, complete weapons and trained troops, but she also thought about the risks that would be faced after the war, Third, taking lessons from previous historical experience if the kings have fought and won, they would ruin the place and hold people to be their slaves. Fourth, from the deliberation, she considered sending a gift to the Prophet Sulaiman to change his decision, Fifth, after careful consideration, the queen of balqis decided to make peace because if she made a wrong decision the people of Sabaq would become victims of the war, from the story above, it can be concluded that the deliberation is a solution for the people to achieve the best consideration, mutual agreement and bring peace to each community and Al-Qur"an Kairo Dar L-TuratsAl-Burhan FiMuhammad Abdullah Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi "Ulum Al-Qur"an Kairo Dar L-Turats, 1984 Penafsiran Al-Qur"an Jakarta Pustaka PelajarNashruddin BaidanNashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur"an Jakarta Pustaka Pelajar, 1988. Pengertian Tafsir Tahlili Kelebihan Dan Kekurangan – Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang berarti menguraikan atau menganalisa. Jadi Tafsir Tahlili merupakan suatu metode yang bermaksud menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dari seluruh sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Tujuan utama para ulama menafsirkan Al Qur’an dengan metode ini, yaitu untuk meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukjizatan Al Qur’an. Pengertian Tafsir TahliliCiri-ciri Tafsir Tahlili Kelebihan Tafsir TahliliKelemahanTafsir TahliliTokoh dan KaryaDi antara kitab tahlili yang mengambil bentuk ma’sur, yaitu;Adapun tafsir tahlili yang mengambil bentuk ra’yi banyak sekali, antara lainMelayani Pemesanan Al Quran Custom Satuan Atau Grosir – Hubungi Kami 0853 1512 9995Kontak Penerbit Jabal Pengertian Tafsir Tahlili Metode tafsir tahlili adalah cara menafsirkan Al Qur’an dengan menguraikan dan menganalisa ayat-ayat Al Qur’an secara berurutan, sesuai tertib muṣḥaf dengan membahas segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya. Pola penafsiran yang diterapkan para mufassir yang memakai metode tahlili berusaha menjelaskan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Qur’an secara menyeluruh, baik yang berbentuk al-ma’sur maupun ar-ra’yi. // pengertian tafsir tahlili Ciri-ciri Tafsir Tahlili Metode tafsir tahlili memiliki ciri khusus yang membedakannya dari metode tafsir lainnnya, yaitu 1. Mufasir menafsirkan ayat per ayat sesuai dengan urutan dalam mushaf utsmani, yaitu mulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh surat An-Nas. 2. Mufasir menjelaskan makna yang terkandung dalam Al Qur’an secara komprehensif dan menyeluruh, baik makna harfiah setiap kata maupun asbabun nuzulnya. 3. Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai metode tafsir ijmali. Kelebihan Tafsir Tahlili Beberapa kelebihan dari tafsir metode tahlili, yaitu 1. Dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, sebab susunan tertib ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf. 2. Praktis mengetahui munasabah korelasi antara suatu surat atau ayat dengan surat atau ayat lainnya. 3. Memungkinkan untuk sanggup memperlihatkan penafsiran pada semua ayat, meskipun inti penafsiran ayat yang satu merupakan pengulangan dari ayat yang lain, jika ayat-ayat yang ditafsirkan sama atau hampir sama. 4. Mengandung banyak aspek pengetahuan, mencakup hukum, sejarah, sains dan lain lain. KelemahanTafsir Tahlili Beberapa kelemahan dari tafsir metode ini adalah; 1. Menghasilkan penafsiran yang parsial. 2. Subjektivitas mufassir tidak mudah dihindari. Misalnya, adanya ayat yang ditafsirkan dalam rangka membenarkan pendapatnya. 3. Terkesan adanya penafsiran berulang-ulang, terutama terhadap ayat-ayat yang memiliki tema yang sama. 4. Masuknya aliran isra`iliyyat. Tokoh dan Karya Penafsiran yang mengikuti metode ini sanggup mengambil bentuk ma’sur riwayat atau ra’y pemikiran. // pengertian tafsir tahlili Di antara kitab tahlili yang mengambil bentuk ma’sur, yaitu; 1. Jami’ al-Bayan an Ta’wil al-Qur’an al-Karim, karya Ibn Jarir at-Tabari w. 310 H 2. Ma’alim al-Tanzil, karya al-Bagawi w. 516 H 3. Ad-Durar al-Mansur fi at-Tafsir bi al-Ma’sur, karya al-Suyuti w. 911 H Adapun tafsir tahlili yang mengambil bentuk ra’yi banyak sekali, antara lain 1 Tafsir al-Khazin, karya al-Khazin w. 741 H 2 Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, karya al-Baidawi w. 691 H 3 Al-Kasysyaf, karya al-Zamakhsyari w. 538 H 4 Arais al-Bayan fi Haqaiq Al-Qur`an, karya as-Sairazi w. 606 H 5 At-Tafsir Al-Kabir wa Mafatih Al-Gaib, karya al-Fakhr al-Razi w. 606 H 6 Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an, karya Tantawi Jauhari. 7 Tafsir Al-Manar, karya Muḥammad Rasyid Rida w. 1935 M Demikian ulasan mengenai pengertian tafsir tahlili, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan hingga tokoh dan karya tafsir tahlili. Semoga ulasan ini bermanfaat dan menambah wawasan seputar Islami. [ Rekomendasi Penerbit Alquran ] Melayani Pemesanan Al Quran Custom Satuan Atau Grosir – Hubungi Kami 0853 1512 9995 Kesimpulannya, kami melayani pemesanan berbagai macam alquran custom untuk keperluan wakaf, kantor, branding, promosi, organisasi, komunitas dan kebutuhan lainnya. Bagi Anda yang ingin menghubungi admin kami, silahkan whatsapp/ telpon admin kami di nomor 0853 1512 9995. // pengertian tafsir tahlili berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan mengutamakan kualitas dan ketepatan waktu dalam proses produksinya. Mulai dari tahap desain, pemilihan material, proses produksi dan kontrol kualitas kami kerjakan dengan standar tinggi untuk menjamin produk yang dihasilkan adalah produk terbaik dan dapat dikirimkan kepada klien tepat waktu. // pengertian tafsir tahlili Kontak Penerbit Jabal HP/WA 085315129995/ 087777500661Telp/Fax 022-7809282Email penerbit_jabal Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia Baca Artikel Lainnya 3 Amalan Yang Paling Dicintai Allah 10 Keutamaan Sholawat Nabi 11 Manfaat Menghafal Al Quran 12 Tips Medidik Anak Secara Islami 13 Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah Adab Membaca Al Quran Doa Khatam Al Quran Hukum Menghina Al Quran Jual Buku Sirah Nabawiyah Shafiyyurrahman Keutamaan Bulan Maulid Nabi Muhammad Keutamaan Sedekah Menurut Islam Larangan Menghina Agama Islam Larangan mencari Kesalahan Orang Lain Manfaat Membaca Al Quran Setiap Hari Pengertian Tafsir Ijmali Penerbit Alquran Penerbit Jabal Percetakan Yasin Produsen Al Quran Custom