Subsistemini pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengadaan sarana produksi, sebagai masukanmasukan (inputs) yang diperlukan dalam proses produksi usaha tani, dan menyalurkannya pada sentrasentra produksi. Pengadaan dan penyaluran inputs haruslah tepat, dalam arti tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, dan yang sangat penting adalah terjangkau PeningkatanSarana dan Prasarana SPAM Desa Lintang Kecamatan Simpang Renggiang: Unit: LPSE Kabupaten Belitung Timur: Pagu: Rp. 497.637.000,00 (498,0 Jt) Tahap Saat Ini: Pengumuman Pascakualifikasi [] Tanggal: 03-Agustus-2022 s/d 12-Agustus-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan yangterencana dan maksimal dalam pengadaan, kepemilikan dan pemanfaatan serta pemeliharaan srana dan pra sarana ten tang Sistem Pendidikan Nasional ; 2. Undang -Undang Nomor 14 Ta hun 2005 tentang Guru dan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan barang/jasa, inventarisasi, legal audit, penilaian, prosedur PembangunanSarana dan Prasarana Kantor Polsek Candi Laras Utara: Unit: LPSE Kabupaten Tapin: Pagu: Rp. 500.000.000,00 (500,0 Jt) Tahap Saat Ini: Pengumuman Pascakualifikasi [] Tanggal: 26-Juli-2022 s/d 01-Agustus-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan: Tapin - Tapin (Kab.) Jadwal c Sebagai tempat dan sarana pendidikan Islam DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH TAKWINUL UMMAH JL. BOJONG KAUM RT 01 RW 11 KELURAHAN CIPEDES KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMLAYA 2. Tujuan Tujuan dari pengajuan dana bantuan ini adalah untuk : a. Mendukung peningkatan mutu proses belajar mengajar. b. Mendukung pengadaan sarana dan prasarana siswa/santri. c. PengadaanSarana dan Prasarana Budidaya Sistem Polikultur ( Udang, Bandeng, Rumput Laut ) Nama Paket: Pengadaan Sarana dan Prasarana Budidaya Sistem Polikultur ( Udang, Bandeng, Rumput Laut ) Unit: LPSE Kabupaten Tuban: Pagu: Rp 230.447.500,00 (230,0 Jt) Tahap Saat Ini: Download Dokumen Pemilihan [] Tanggal: 21-Juli-2021 s/d 30-Juli-2021 Pengadaansarana dan prasarana budidaya sistem polykultur antara udang dan bandeng untuk kecamatan Air Putih,Medang Deras, Nibung Hangus dan Talawi (DAK) Unit: LPSE Kabupaten Batubara: Pagu: Rp. 256.680.000,00 (257,0 Jt) Tahap Saat Ini: Upload Dokumen Penawaran: Tanggal: 23-Juni-2022 s/d 30-Juni-2022: Metode inovatif aspiratif, adaptif, akuntabel, transparan dan memiliki sistem pengelolaan Prasarana dan Sarana dengan baik. I. KONDISI UMUM Pengelolaan maupun pengembangan Prasarana dan Sarana mengacu pada Renstra dan Renop Universitas Muhammadiyah Bulukumba, sehingga misi, tujuan dan suasana akademik yang diharapkan dapat tercapai. p0ha. 0% found this document useful 0 votes3K views7 pagesOriginal TitlePENGADAAN © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views7 pagesPengadaan SarprasOriginal TitlePENGADAAN to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 165 MANAJEMEN SARANA DAN PRASANA PERSPEKTIF AL QURAN DAN HADIS Ari Prayoga Dewi Qorotul Kaffah Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email Email qkaffah Abtract Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Kata Kunci Manajemen, Fasilitas, Quran dan Hadis PENDAHULUAN Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana prasarana menjadi hal yang mutlak, sesuai dengan Undang-Undang 166 Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 45 yang berbunyi “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan peserta pendidikan yaitu peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pembelajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana khazanah keilmuan islam perlu digali konsepsi nilai-nilai manajemen dan sarana prasarana dalam al-quran dan as-sunah sebagai landasan teologis dan pondasi konsepsi pendidikan islam. Pengkajian keilmuan al-quran dengan pendekatan kontekstual dan tekstual adalah metode dalam memahami dan menginterpretasikan nilai-nilai luhur dalam al-quran serta tafsirannya sehingga terbentuk khazanah keilmuan islam yang utuh dan komprehensif. Menurut Muhaimin, sumber ilmu pengetahuan itu pada dasarnya datangnya dari Allah. Allah menciptakan alam semesta ayat-ayat kawniyyah dan al-Quran serta Hadis ayat-ayat qawliyyah. Oleh karenanya kedua sumber tersebut saling menjelaskan atau konsultasi dan tidak bertentangan terhadap berbagai ilmu pengetahuan tentang hakikat kebenaran. Selama ini orang berfikir di sayap kanan dan kiri disebut mengkaji ilmu Islam, menurut Fazlur Rahman dalam Hamdi sebaiknya harus dibedakan antara Islam sebagai objek kajian keilmuan dan Islam sebagai landasan etis. Sebagai objek kajian keilmuan Islam harus tunduk dan patuh terhadap prosedur-prosedur keilmuan. Sebagai contoh, al-Quran sebagai teks, maka ia bisa dikaji oleh siapa saja, tidak peduli apakah orang itu mempercayai al-Quran sebagai wahyu yang datang dari Tuhan atau tidak. Inilah yang dikatakan Fazlur Rahman bahwa orang non-Muslim pun bisa mengkaji al-Quran dan hasilnya memiliki derajat yang sama Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. 167 dengan tafsir yang disusun oleh seorang Muslim. Kedua tafsir tersebut sama-sama memiliki derajat relatif dalam perspektif ilmu. Oleh sebab itu, al-Quran sebagai teks harus terbuka untuk dikaji melalui teori-teori teks sebagaimana teori-teori tersebut digunakan untuk mengkaji teks-teks sekuler non-ilahi. Di sisi lain, Islam sebagai landasan etis, ia menjadi pedoman pemeluknya untuk bertindak arif dalam hidup, seperti sikap amanah, adil, tasamuh, tawasut, tawazun dan lain sebagainya. Hal ini pun dalam operasionalisasinya harus tunduk pada ruang dan waktu yang Imam Suprayogo dalam Hamdi ada dua tawaran terkait dengan peletakan al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan. Pertama, meletakkan al-Quran sebagai konsep dasar atau inspirasi yang kemudian di kembangkan melalui berbagai riset ilmiah. Kedua, meletakkan al-Quran fenomena naqliyyah dan alam fenomena kawniyyah menjadi dua sumber yang setara bagi bangunan ilmu pengetahuan. Sejauh ilmu-ilmu keislaman, seperti tafsir dipahami sebagai satu ilmu, maka keharusan bagi seseorang untuk mengerti ilmu nahwu, ilmu saraf, ilmu mantiq, ilmu balaghah, ilmu ma’ani ataupun bahasa Arab, dan berbagai perangkat rumpun ilmu-ilmu keislaman yang lain bukan sebagai keharusan teologis, tapi keharusan ilmiah, bahwa seseorang bisa mempelajari tafsir kalau dia memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan beberapa ilmu PENELITIAN Metode tafsir maudhu’i tematik ialah mengumpulkan ayat-ayat al-qur’an yang mempunyai tujuan yang satu yang bersama-sama membahas judul/topik/sektor tertentu dan menertibkannya sedapat mungkin sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum. Menurut al-Farmawi bahwa ada tujuh langkah dalam sistimatika tafsir maudhu’ tujuh langkah tersebut dikembangkan oleh M. Quraiah Shihab Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”.... H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014, Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977. 168 yaitu; menetapkan masalah yang akan dibahas; menghimpun seluruh ayat-ayat At-qur’an yang berkaitan dengan masalah tersebut; menyusun urut-urutan ayat terpilih sesuai dengan perincian masalah dan atau masa turunnya, sehingga terpisah antara ayat Makkiy dan Madaniy. Hal ini untuk memahami unsur pentahapan dalam pelaksanaan petunjuk-petunjuk Alquran; mempelajari/ memahami korelasi munasabaat masing-masing ayat dengan surah-surah di mana ayat tersebut tercantum setiap ayat berkaitan dengan terma sentral pada suatu surah; melengkapi bahan-bahan dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas; menyusun autline pembahasan dalam kerangka yang sempurna sesuai dengan hasil studi masa lalu, sehingga tidak diikutkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pokok masalah; mempelajari semua ayat yang terpilih secara keseluruhan dan atau mengkompromikan antara yang umum dengan yang khusus, yang mutlak dan yang relatif, dan lain-lain sehingga kesemuanya bertemu dalam muara tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran; menyusun kesimpulan penelitian yang dianggap sebagai jawaban Alquran terhadap masalah yang PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep Manajemen Sarana Dan Prasarana Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage” artinya mentutor, mengemukakan, mengendalikan, mengelolah, menjalankan, melaksanakan, memimpin. Manajemen adalah proses mencapai hasil melalui orang lain dan dengan memaksimumkan pendayagunaan yang tersedia. Sedangkan Manajemen menurut Stoner dalam Taupik bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009. hlm. 88 Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. 169 Sarana dan prasarana pendidikan dimaksudkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. Permendiknas dimaksud mengartikan sarana pendidikan sebagai perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/ Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”. Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah “alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya”.Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan. 1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. 170 2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan di sekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di Pendistribusian barang-barang perlengkapan sekolah sarana dan prasarana yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu a penyusunan alokasi barang; b pengiriman barang; c penyerahan barang. 4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. 5. Pendayagunaan sarana dan prasarana adalah proses yang di dalamnya mencangkup aspek penggunaan. Suatu barang atau benda yang di miliki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. 6. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana pendidikan merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. 171 dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. B. Konteks Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Perspektif Tafsir Al-Quran dan Hadis Menurut Ahmad Najieh disebutkan bahwa mengatur/mengelola disebut juga dengan kata “khalafa”. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’minun;23 ayat 80 “Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? 80.Yakni berdasarkan perintah-Nyalah ditundukkan malam dan siang hari; masing-masing dari keduanya mengejar yang lainnya dengan cepat secara silih berganti, tidak pernah berhenti dan tidak pernah terpisah oleh suatu waktu pun yang menyela-nyelai sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah baik secara khusus maupun secara umum. Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl 16 yang artinya lebah, dalam ayat ke 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" 68. Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan” 69.Yang dimaksud dengan 'wahyu' dalam ayat ini ialah ilham, petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar lebah membuat sarangnya di bukit-bukit, juga di pohon-pohon serta di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian berkat adanya ilham dari Allah ini lebah membangun rumah sarangnya dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak ada cela padanya. Lalu masing-masing lebah dapat Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 29 September 2018 WIB. SoftwareTerjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 172 kembali ke sarangnya tanpa menyimpang ke arah kanan atau ke arah kiri, melainkan langsung menuju sarangnya, tempat ia meletakkan telur-telurnya dan madu yang dibuatnya. Lebah membangun lilin untuk sarangnya dengan kedua sayapnya, dan dari mulutnya ia memuntahkan madu; sedangkan lebah betina mengeluarkan telur dari duburnya, kemudian menetas dan terbang ke tempat kehidupannya. Ibnu Zaid mengatakan, tidakkah kamu lihat bahwa orang-orang memindahkan lebah-lebah itu berikut sarangnya dari suatu negeri ke negeri yang-lain, sedangkan lebah-lebah itu selalu mengikuti mereka. Akan tetapi, pendapat yang pertama adalah pendapat yang paling kuat, yaitu yang mengatakan bahwa lafaz zululan menjadi hal dari lafaz subul jalan. Dengan kata lain, tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Demikianlah menurut apa yang telah dinaskan oleh Mujahid. Ibnu Jarir mengatakan bahwa kedua pendapat tersebut benar. Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan taqarrub seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. C. Perencanaan Sarana dan Prasarana Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka dan ruang waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan itu merupakan proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetai dari suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Juga dapat dikatakan bahwa perencanaan itu adalah suatu antisipasi dari suatu yang akan terjadi, karena harus merupakan proses yang sebaik-baiknya. Dalam surat al-Hasyr 59 18 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” 18.T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 173 Ayat ini memberikan pesan kepada orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis disebut dengan perencanaan planning. Perencanaan ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan, sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Rasulullah Saw. di suatu pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada Rasulullah Saw. suatu kaum yang tidak beralas kaki dan tidak berbaju. Mereka hanya mengenakan jubah atau kain 'abaya, masing-masing dari mereka menyandang pedang. Sebagian besar dari mereka berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari Mudar. Maka berubahlah wajah Rasulullah Saw. melihat keadaan mereka yang mengenaskan karena kefakiran mereka. Kemudian Rasulullah Saw. masuk dan keluar, lalu memerintahkan kepada Bilal agar diserukan azan dan didirikan salat. Lalu Rasulullah Saw. salat. Seusai salat, beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu. An-Nisa 1, hingga akhir ayat. Beliau membaca pula firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr, yaitu dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat. D. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendayagunaan diartikan pengusahaan agar mampu mendatangkan dalam Bahasa Inggris pendayagunaan diartikan dengan making efficient use firman Allah dalam surat an-Nahl 16 ayat 5-8 “dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan 5. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan 6. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. 174 kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 7. dan dia telah menciptakan kuda, bagal[820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan menjadikannya perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” 8. [820] Bagal Yaitu peranakan kuda dengan Swt. menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, antara lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu unta, sapi, dan kambing, seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-An'am sampai dengan firman-Nya, "Samaniyata azwaf delapan ekor ternak yang berpasang-pasangan. Allah pun telah menjadikan pada binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat mereka, yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indah pada ternak mereka sebagai perhiasan buat mereka. Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan. An-Nahl 5 yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian. dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat kalian makan dan susunya dapat kalian minum. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan dif'un dan manafi' ialah keturunan dari semua hewan ternak. Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Artinya pakaian dari hasil tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya dari hewan ternak, yaitu sebagai kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air susunya. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni pada binatang ternak terdapat bahan pakaian, makanan dan minuman, serta sarana transportasi. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang ayat dan tafsir yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat bahwa aspek pendayagunaan sarana dan prasana dapat dilakukan seefisien mungkin sehingga dapat memenuhi keperluan dari lembaga itu sendiri khususnya dalam konteks pendayagunaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan. Dijelaskan pula dalam penyebutannya ada pengklasifikasian khusus hal tersebut memang diterapkan dalam manajemen sarana prasarana pendidikan sebagai panduan pengelompokan barang-barang. Tafsir diatas Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 175 juga mengandung substansi nilai yang sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu; pencapaian tujuan, efisiensi dan kejelasan tanggung jawab. E. Inventarisasi Pencatatan Sarana dan Prasarana Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam Al-Qur’an tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barang-barang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah mu'amalahmu itu, kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu 282. [179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 176 Firman Allah artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya”. Al-Baqarah 282 Hal ini merupakan petunjuk dari Allah Swt. buat hamba-hamba-Nya yang mukmin apabila mereka mengadakan muamalah secara tidak tunai, yaitu hendaklah mereka mencatatkannya; karena catatan itu lebih memelihara jumlah barang dan masa pembayarannya serta lebih tegas bagi orang yang menyaksikannya. Firman Allah artinya hendaklah kalian menuliskannya. Al-Baqarah 282 Melalui ayat ini Allah memerintahkan adanya catatan untuk memperkuat dan memelihara. Apabila timbul suatu pertanyaan bahwa telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain dari Abdullah ibnu Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi buta huruf, kami tidak dapat menulis dan tidak pula menghitung”. Maka bagaimanakah menggabungkan pengertian antara hadis ini dan perintah mengadakan tulisan catatan? Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa utang piutang itu bila dipandang dari segi hakikatnya memang tidak memerlukan catatan pada asalnya. Dikatakan demikian karena Kitabullah telah dimudahkan oleh Allah untuk dihafal manusia; demikian pula sunnah-sunnah, semuanya dihafal dari Rasulullah Saw. Hal yang diperintahkan oleh Allah untuk dicatat hanyalah masalah-masalah rinci yang biasa terjadi di antara manusia. Maka mereka diperintahkan untuk melakukan hal tersebut dengan perintah yang mengandung arti petunjuk, bukan perintah yang berarti wajib seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama. Dalam konteks tafsir ayat tersebut meski memang dalam perniagaan tetapi substansi catat mencatat menjadi hal yang sangat urgen dan harus terpenuhi untuk menjaga proses penginventarisasi barang. Karen butuh tanggung jawab dan kepercayaan yang tinggi ketika berkenanaan dengan barang sehingga melalui pencatatanlah barang yang masuk dan menjadi milik lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada user dalam hal ini peserta didik dan seluruh stake holder sekolah/madrasah. F. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam kegiatan baik dan siap untuk digunakan secara 177 berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam Al-Qur’an surah Al –mujaadillah58 ayat 7 tentang pengawasan “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” 7. “Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”. Al-Mujadilah 6 Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Ketika berbicara ruang lingkup pendidikan islam harunya aspek pengawasan berpedoman mutlak kepada ayat tersebut agar manusia senantiasa hati-hati dalam melaksanakan segala amanah karena allah mutlak maha mendengar dan mengetahui sampai kepada setiap individu. Maka dari itu konsep mengawasan mutlak yang bahkan mengalahkan sistem canggih hari ini adalah Monitoring dari Allah SWT. PENUTUP Konteks manajemen sarana dan prasarana dalam tafsir Al-Quran terkandung dalam tafsiran surat An-Nahl 16 ayat 68-69 yang kandungan tafsirnya memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun sarana prasarana agar tepat guna dan tepat sasaran sehingga dalam implementasinya sesuai dengan nilai pakainya lalu diperkuat oleh hadis Rasulullah SAW jika di kontekstualkan menjadi masa usia pakai dari sarana dan prasarana. Perencanaan sarana dan prasana terkadung dalam tafsiran surat al-Hasyr 59 ayat 18 setiap individu agar merancang persiapan masa depannya sehingga apa yang akan dilakukan sudah terumus sebagai sebuah konsepsi realisasi kegiatan hal tersebut dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Pendayagunaan sarana dan prasarana nilai substansinya terkandung dalam tafsiran An-Nahl 16 ayat 5-8 yaitu agar setiap insan dapat memaksimalkan setiap potensi sumberdaya yang ada baik SDM maupun SDA secara efektif dan efisien mungkin Matin dan Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo 178 sehingga potensi yang ada pada sumberdaya tersebut dapat dimaksimalkan hasilnya. Inventarisasi sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan autentik dalam pelaporan sehingga dapat memudahkan ketika pemeriksanaan dan menjadi data tekstual ketika adanya pertanggungjawaban dari pihak lembaga khususnya sekolah tafsir tersebut di dukung dengan Hadis Imam Bukhari muslim. Pengawasan sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surah Al-Mujaadillah 58 ayat 7 yaitu pengawasan absolut agar tidak terjadi penyimpangan baik dari segi pelaporan, kinerja hingga outputnya hal tersebut dapat direalisasikan melalui era teknologi hari ini sehingga selain merasa diawasi oleh sang khalik setiap sivitas akademik di madrasah akan senantiasa merasa di CCTV baik secara duniawi maupun ukhrawi tafsir tersebut di dukung oleh ijma’ ulama. DAFTAR PUSTAKA A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Abdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia Bandung Remaja Rosdakarya, 2010. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Baharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010. Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977 H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. 179 Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. Software Q-Soft El-ra. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009.H. 88 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. ... Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku Prayoga & Kaffah, 2019. Dalam Alquran tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barangbarang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. ...Diana Dianap class="15bIsiAbstractBInggris">One of the efforts to improve the quality of institutions is the existence of supervision. The success of educational institutions is strongly influenced by the availability of adequate educational facilities and infrastructure accompanied by optimal utilization and management. For this reason, it is necessary to supervise in order to increase the use and management of facilities and infrastructure, so that the expected goals can be achieved. Nowadays, it is often found that educational facilities and infrastructure owned by schools are not optimally used and can no longer be used according to their functions. This is caused by a lack of concern for the facilities and infrastructure owned and the absence of adequate management. This study uses a qualitative method by making SDIT Al Hidayah the object of research. The management process of Islamic education facilities and infrastructure includes 1 Planning of facilities and infrastructure 2 Procurement of facilities and infrastructure 3 Inventory of facilities and infrastructure 4 Supervision and maintenance of facilities and infrastructure 5 Elimination of facilities and infrastructure. The conclusion of this study is that the management of facilities and infrastructure in Islamic educational institutions must be oriented to the principles of being on time, on target and effective. Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu lembaga adalah dengan adanya supervisi, Keberhasilan lembaga pendidikan sangat dipengaruhi tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Oleh karena itu, berbicara tentang mutu pendidikan di Indonesia kiranya perlu dilihat beberapa unsur yang mempengaruhinya, seperti kurikulum, isi pendidikan, proses pembelajaran dan evaluasi, kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah, dan buku ajar. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan Untuk itu perlu dilakukan supervisi dalam rangka peningkatan penggunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjadikan SDIT Al Hidayah sebagai objek penelitian. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam meliputi 1 Perencanaan sarana dan prasarana 2 Pengadaan sarana dan prasarana 3 Inventarisasi sarana dan prasarana 4 Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana 5 Penghapusan sarana dan prasarana. Kesimpulan dari kajian ini adalah manajemen sarana dan prasarana di lembaga pendidikan Islam harus berorientasi kepada prinsip tepat waktu, tepat sasaran dan tepat berinfaq dan sedekah untuk membentuk karakter dan mengembangkan kultur Islami di kalangan civitas Dan AbdullahRush KarimAbdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, Perlengkapan Sekolah Teori dan AplikasinyaI BafadalBafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004.BaharuddinBaharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010.Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo PersadaDrM MatinPd Dan DrM Nurhattati dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a'lam al-Our'aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, JohnEchols Dan HassanShadilyJohn M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992.Masrokan MutoharMasrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013.MulyasaMulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013.T Hani HandokoManajemenYogyakartaT. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982.Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UINZainul HamdiZainul Hamdi, "Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN", dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. Dalam artikel ini akan mengkaji tentang manajemen sarana prasarana pendidikan, pentingnya sarana prasarana, dan tujuan sarana prasarana. Sarana prasarana pendidikan merupakan komponen penting dalam suatu proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif. Proses pembelajaran diperlukannya sarana prasarana yang mendukung berjalannya kegiatan dengan baik. Sarana prasarana yang ada di sekolah tidak akan terpenuhi tanpa adanya pengelolaan dan sistem manajemen. Agar sarana dan prasarana dapat terpenuhi membutuhkan beberapa proses yaitu perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pengawasan, dan penghapusan. Dengan terpenuhinya sarana prasarana pendidikan akan mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Sarana prasarana pendidikan akan memudahkan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan proses pendidikan. Sehingga tujuan dari pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan akan tercapai. In this article, we will examine the management of educational infrastructure, the importance of infrastructure, and the purpose of infrastructure. Educational infrastructure is an important component in an educational process to achieve effective educational goals. The learning process requires infrastructure that supports the running of activities well. Infrastructure facilities in schools will not be fulfilled without the management and management system. So that facilities and infrastructure can be fulfilled requires several processes, namely planning, procurement, inventory, supervision, and deletion. With the fulfillment of educational infrastructure will affect the learning spirit of students. Educational infrastructure will facilitate educators and students in the implementation of the education process. So that the objectives of education and education implementation will be achieved. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Ghita Amanda 19010714027 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Dalam artikel ini akan mengkaji tentang manajemen sarana prasarana pendidikan, pentingnya sarana prasarana, dan tujuan sarana prasarana. Sarana prasarana pendidikan merupakan komponen penting dalam suatu proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif. Proses pembelajaran diperlukannya sarana prasarana yang mendukung berjalannya kegiatan dengan baik. Sarana prasarana yang ada di sekolah tidak akan terpenuhi tanpa adanya pengelolaan dan sistem manajemen. Agar sarana dan prasarana dapat terpenuhi membutuhkan beberapa proses yaitu perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pengawasan, dan penghapusan. Dengan terpenuhinya sarana prasarana pendidikan akan mempengaruhi semangat belajar peserta didik. Sarana prasarana pendidikan akan memudahkan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan proses pendidikan. Sehingga tujuan dari pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan akan tercapai. Kata Kunci Sarana Prasarana, Peserta Didik, Pendidikan Abstract In this article, we will examine the management of educational infrastructure, the importance of infrastructure, and the purpose of infrastructure. Educational infrastructure is an important component in an educational process to achieve effective educational goals. The learning process requires infrastructure that supports the running of activities well. Infrastructure facilities in schools will not be fulfilled without the management and management system. So that facilities and infrastructure can be fulfilled requires several processes, namely planning, procurement, inventory, supervision, and deletion. With the fulfillment of educational infrastructure will affect the learning spirit of students. Educational infrastructure will facilitate educators and students in the implementation of the education process. So that the objectives of education and education implementation will be achieved. Keywords Infrastructure, Students, Education PENDAHULUAN Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia pasti memiliki akal dan pikiran yang membuat manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Akal dan pikiran yang ada pada manusia perlu dilatih dan dididik agar manusia dapat mengembangkan pemikirannya. Serta agar manusia dapat menyesuaikan dirinya di zaman yang semakin maju. Sehingga manusia dapat mengembangkan potensi diri dan mencapai kedewasaannya dengan memperoleh pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar seseorang dalam menjalankan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan dari pendidikan antara lain untuk mencetak generasi bangsa yang berbudi pekerti, kreatif dan berkualitas. Dengan berlangsungnya proses pendidikan didorong oleh beberapa faktor yang mampu mendukung terselenggaranya pendidikan di sekolah, salah satu faktor pendukungnya adalah tersedianya sarana dan prasarana di suatu instansi pendidikan Agar sarana dan prasarana dapat terpenuhi perlunya manajemen dalam pengadaan sarana dan prasarana. Dengan adanya pengelolaan sarana prasarana yang terjaga dibutuhkannya pertanggungjawaban dari pihak sekolah. Tidak hanya mengelola namun juga memelihara sarana dan prasarana yang telah tersedia. Dengan tersedianya sarana dan prasarana di lembaga pendidikan dapat meningkatkan semangat belajar dari peserta didik untuk menuntut ilmu. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan berguna untuk kepentingan belajar mengajar. Warga sekolah sangat berperan dalam pengelolaan sarana dan prasarana dengan baik. Manajemen sarana dan prasarana sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan agar tetap berjalan optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan syarat Standar Nasional Pendidikan yang wajib dipenuhi oleh suatu lembaga pendidikan. Seperti yang telah tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 yang berisi “Setiap satuan pendidikan formal dan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Penyelenggaraan pendidikan dengan menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas menjadi perhatian penting bagi penyelenggara atau pihak terkait dengan pendidikan. Maka perlunya pengelolaan pendidikan yang baik. Timbulnya keefektifan pembelajaran dikarenakan beberapa faktor, salah satunya dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang dikelola dengan baik. Melihat dari Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab IV pasal 42 yang berisi tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan menjelaskan bahwa a. Setiap lembaga atau institusi pendidikan harus memiliki sarana pendidikan meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif, teratur dan berkelanjutan. b. Setiap lembaga atau institusi pendidikan harus memiliki prasarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif, teratur, dan berkelanjutan. Dengan mengetahui betapa pentingnya pengelolaan sarana dan prasarana dalam penunjang pelaksanaan pendidikan. Maka pengelolaan harus dilakukan dengan terorganisir serta pemeliharaan sarana dan prasarana yang digunakan sesuai fungsinya. PEMBAHASAN Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat berperan penting di bidang pendidikan. Dalam pengadaan sarana dan prasarana perlu adanya manajemen yang dijalankan dalam lembaga tersebut untuk proses pembelajaran. Adanya sarana dan prasarana di sekolah perlu dilakukan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pendidikan. Perlu juga dalam pengadaan yaitu penginventarisan, pemeliharaan sarana dan prasarana serta penghapusan sarana prasarana yang melalui beberapa tahapan. Pengertian Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Sebelum memahami Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, perlu membahas pengertian dari manajemen. Dimaksudkan agar pembaca lebih memahami arti dari manajemen secara umum. Secara etimologi, kata “manajemen” berasal dari to manage yang berarti mengatur. Serta dapat diartikan sebagai kepengurusan, pengelolaan, administrasi, untuk mencapai tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, manajemen berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang dituju dan dapat pula diartikan sebagai pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Kata manajemen juga berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur Oxford English Dictionary, 1991. Menurut G. R. Terry menyampaikan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan lainnya. Sehingga kata manajemen dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan bersama oleh individu atau suatu kelompok demi mencapai tujuan bersama dalam organisasi. Sarana adalah fasilitas berupa peralatan maupun perlengkapan yang dapat digunakan sebagai alat penunjang dalam proses pelaksanaan tugas dalam suatu unit kerja. Sarana sangat berperan dalam proses pendidikan dapat berupa meja, kursi, mobil, papan tulis, dan alat pembelajaran lainnya. Prasarana adalah fasilitas yang tidak dapat bergerak dan secara tidak langsung sebagai alat penunjang berlangsungnya proses pelaksanaan unit kerja. Prasarana dalam bidang pendidikan berupa halaman sekolah, kebun, tanah, dan lainnya. Sarana dan prasarana adalah fasilitas harus dipenuhi untuk menunjang keberhasilan suatu proses mencapai tujuan termasuk pendidikan. Dengan adanya sarana dan prasarana maka akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya. Sehingga suatu lembaga pendidikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang layak dalam sekolah. Prasarana dapat dibagi menjadi dua macam yaitu prasarana yang berperan secara langsung dalam proses pembelajaran seperti ruang kelas, perpustakaan, dan lain-lainnya. Yang kedua adalah prasarana pendidikan yang tidak Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan berperan langsung dalam proses pembelajaran namun sangat menunjang proses tersebut contohnya kantin sekolah, ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang usaha kesehatan sekolah dan parkiran. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik dengan melakukan bimbingan, pengajaran, dan latihan guna perannya di masa mendatang. Maka pendidikan dapat pula diartikan sebagai bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak agar mampu mengembangkan dan mencapai kedewasaan dalam hidup berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu proses mengatur segala fasilitas atau perlengkapan guna terlaksananya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan agar dapat terselenggara secara efektif dan efisien. Adanya sarana dan prasarana yang baik maka dapat mendukung proses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di suatu lembaga pendidikan melalui beberapa proses meliputi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. 1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang telah ditentukan dan pencapaian yang optimal. Saat akan mengambil sebuah keputusan maka perlunya suatu perencanaan untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Perencanaan harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Hal yang dituju dalam perencanaan adalah agar teroenuhi seluruh kebutuhan perlengkapan Ibrahim Bafadal 200427. Hasil dari sebuah perencanaan dapat dilihat dari apakah pengadaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi dan berjalan dengan efektif. Dalam melakukan perencanaan harus sesuai dengan realita yang ada serta kebutuhan dari lembaga tersebut. 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Proses pengadaan ini merupakan fungsi operasional dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan serta dapat dipertanggungjawabkan. Dana yang diperoleh dari proses pengadaan yaitu pembelian dengan biaya dari pemerintah, biaya dari SPP, atau bantuan yang diperoleh dari masyarakat. Adapun pengadaan dapat melalui pembelian, sumbangan atau hadiah, tukar menukar dengan mengadakan kerjasama, dan meminjam. Prosedur dalam proses pengadaan yaitu penetapan pengadaan, mengajukan proposal pengadaan, cara pengadaan serta pengiriman dan pengontrolan sarana dan prasarana. 3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan yang berupa pengawasan atau penjagaan terhadap fungsi sarana dan prasarana pendidikan agar tetap dalam keadaan yang baik dan siap untuk digunakan guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses pemeliharaan dapat dilakukan secara terus-menerus, berkala, darurat, preventif yang sesuai dengan jenis dan keadaan barang. Maka dengan adanya pemeliharaan agar sarana dan prasarana yang disediakan selalu dalam keadaan baik dan senantiasa siap digunakan saat diperlukan sebagai penunjang proses pembelajaran. 4. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2007 41, menjelaskan bahwa inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu proses pencatatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah kedalam suatu daftar inventaris barang yang dilakukan secara tertib dan teratur menurut tata cara yang diberlakukan. Menurut B. Suryobroto 2004 123 bahwa dalam proses pencatatan inventarisasi diperlukannya beberapa instrumen yaitu buku inventarisasi, buku pembelian, buku penghapusan, dan kartu barang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pencatatan seluruh harta atau barang yang dimiliki suatu sekolah agar tetap terkontrol secara rinci agar mudah ketika melakukan pelaporan sarana dan prasarana sekolah tersebut. Demi memudahkan mencari informasi terkait sarana dan prasarana sekolah maka perlunya melakukan klasifikasi dan pengkodean terhadap sarana dan prasarana. 5. Penghapusan Sarana dan Prasarana Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu kegiatan yang menghapus atau meniadakan sarana dan prasarana dari daftar inventarisasi karena seudah tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai penunjang proses pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memberikan penjelasan bahwa penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk menghapus barang milik negara dari daftar inventaris yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Dalam proses penghapusan bertujuan untuk mencegah kerugian yang dialami akibat pengeluaran dana berlebihan guna perbaikan, membebaskan sekolah dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengawasan serta meringankan beban inventarisasi. Adapun barang yang akan dihapuskan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2008 282. a. Barang dalam keadaan rusak dan tidak memungkinkan untuk diperbaiki. b. Perbaikan akan mengeluarkan banyak biaya sehingga terjadi pemborosan. c. Kegunaan dari barang tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan. d. Penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang. e. Sudah tidak sesuai dengan kebutuhan di masanya. f. Barang yang telah disimpan terlalu lama dan rusak. g. Penurunan efektivitas kerja. h. Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah dan lain sebagainya. Pentingnya Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Pengelolaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu komponen terpenting dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan begitu lembaga pendidikan perlu memenuhi sarana dan prasaran guna meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diberikan. Dengan terpenuhinya standar sarana dan prasarana pendidikan dapat menjadi daya tarik calon peserta didik terhadap sekolah tersebut. Pentingnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung segala proses pembelajaran agar berjalan efektif dan efisien. Semakin sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dalam suatu sekolah maka memudahkan siswa dan tenaga kependidikan menjalankan tugasnya. Siswa akan terbantu dengan sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas siswa. Serta bagi pendidik dan tenaga kependidikan terbantu oleh sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu pihak sekolah perlu bertanggung jawab dan memelihara sarana dan prasarana yang ada. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Pada umumnya, manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan. Tersedianya sarana dan prasarana di sekolah yang baik secara kualitas serta mampu memenuhi kebutuhan dan kepentingan pembelajaran. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana memberikan pengelolaan sarana dan prasarana yang profesional dalam proses pendidikan. Tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebgaai berikut a. Untuk melakukan sistem perencanaan dengan teliti dan jelas. Agar sarana dan prasarana memiliki kualitas yang baik serta sesuai kebutuhan dan dana yang efisien. b. Dalam usaha untuk pemakaian sarana dan prasarana secara tepat. c. Agar pemeliharaan sarana dan prasarana dalam kondisi siap pakai. Pengaruh Sarana dan Prasarana dalam Proses Pembelajaran Hubungan antara sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai kerja sama dalam pengadaan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien. Maka dengan adanya sarana dan prasarana di sekolah memerlukan pengelolaan yang optimal. Dikarenakan sarana dan prasarana memilliki peran yang sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran di sekolah. Sehingga perlunya perencanaan yang matang dan cermat dalam mengelola sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Terpenuhinya sarana dan prasarana maka akan mempengaruhi kualitas siswa dalam meraih prestasi. Hal tersebut menunjukkan peranan penting sarana dan prasarana pendidikan sebagai penunjang kualitas siswa. PENUTUP Kesimpulan Sarana dan prasarana pendidikan merupakan syarat Standar Nasional Pendidikan yang wajib dipenuhi oleh suatu lembaga pendidikan. Maka pengelolaan harus dilakukan dengan terorganisir serta pemeliharaan sarana dan prasarana yang digunakan sesuai fungsinya. Adanya sarana dan prasarana yang baik maka dapat mendukung proses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di suatu lembaga pendidikan melalui beberapa proses meliputi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Pengelolaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting karena dapat mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Dengan begitu lembaga pendidikan perlu memenuhi sarana dan prasaran guna meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diberikan. Dikarenakan sarana dan prasarana memilliki peran yang sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran di sekolah. Sehingga perlunya perencanaan yang matang dan cermat dalam mengelola sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Saran Agar tercapainya sistem manajemen sarana dan prasarana yang efektif maka dalam perencanaan hendaknya dilakukan secara matang untuk mencegah kekeliruan. Serta diharapkan dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana, seluruh warga sekolah baik siswa, guru, tenaga kependidikan dapat menjaga sarana dan prasarana yang disediakan. Sehingga dapat menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan. DAFTAR PUSTAKA Megasari, R. 2020. Peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatan kualitas pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 21, 636-648. Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaga Negara RI Tahun 2003 No. 78. Jakarta Sekretariat Negara. Puspaningtyas, M. 2018. Penerapan Manajemen Sarana Prasarana dan Kualitas Layanan Pendidikan Terhadap Kepuasan Siswa Di SMKN 1 Singosari Kabupaten Malang. Jurnal Manajemen Jayanegara, 102. Pemerintah Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran RI Tahun 2005 No. 19. Jakarta Sekretariat Negara. Fauzan, A. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Shuffah Hisbullah Natar Lampung Selatan. Jurnal Iqra' Kajian Ilmu Pendidikan, 31, 249-276. Rusdiana, A., & Ahmad Ghazin, A. 2014. Asas-Asas Manajemen Berwawasan Global. Bandung Pustaka Setia. Pemerintah Indonesia. 1989. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaga Negara RI Tahun 1989 No. 2. Jakarta Sekretariat Negara. Suliyarti, R. 2019. Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Rahayu, S. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Fardiyono, A. 2015. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR KANISIUS EKSPERIMENTAL SDKE MANGUNAN. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Hafidz, A., Ilyasin, M., & Julaiha, S. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di MIN 1 Samarinda. EDUCASIA Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran, 155-163. Jannah, M. 2010. Optimalisasi Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMP Nasima Semarang. Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo. ... Untuk meningkatkan sarana dan prasarana maka dibutuhkannya yaitu perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan. Berdasarkan penelitian tersebut maka disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran SMP Annihayah sudah melakukannya dengan baik seperti perencanaan, pendistribusian pengguanaan, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan, hal tersebut sudah tercukupi namun terdapat salah satu yang masih belum terpenuhi yaitu pengadaan sarana dan prasarana SMP Annihayah Amanda, 2021 Dalam melakukan manajemen sarana dan prasaran yang baik harus dimulai dari perencanaan, pengadaan sarana dan prasarana dengan melihat kebutuhan yang ada, baik kebutuhan kantor maupun kebutuhan belajar mengajar. Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan oleh semua warga sekolah, baik petugas khusus, kepala sekolah, guru-guru dan murid-murid bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan wajib menjaga sarana dan prasarana yang ada di sekolah. ...ISNANIAH ISNANIAHThe existing facilities and infrastructure in schools greatly determine the quality of the school and the learning process carried out will be helped if the school has complete facilities. Management of facilities and infrastructure is very important because with the management of facilities and infrastructure educational institutions will be maintained and clear their use. This study examines how to manage existing facilities and infrastructure in schools. The purpose of this study was to determine the utilization and maintenance of educational facilities. This research approach is qualitative with descriptive approach. Sources of data in this study were principals, managers of facilities and infrastructure, teachers and students. Data collection techniques through observation. The results of research and discussion can be concluded that school facilities and infrastructure greatly affect student learning outcomes, if the facilities and infrastructure in the school are complete, then learning will run optimally. Educational facilities include classrooms, learning media, tables, chairs and others. Meanwhile, infrastructure is a facility that indirectly functions to support learning activities such as yards, roads in schools. The existence of these school facilities and infrastructure as a tool to support the success of the process carried out by the school as an effort to provide services to the public, because without suggestions and infrastructure in schools, the teaching and learning process of teachers and students cannot run well and the expected results will not be achieved. . The existing facilities and infrastructure at MTsN Barito Selatan came from assistance from the government which was channeled through the Ministry of Religion, from community assistance and BAZNAS. ABSTRAKSarana dan prasarana yang ada di sekolah sangat menentukan kualitas sekolah dan proses pembelajaran yang dilaksanakan akan terbantu apabila sekolah memiliki fasilitas yang lengkap. Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas kegunaanya. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana memanajemen sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan dan pemeliharaan sarana pendidikan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pengelola sarana dan prasarana, guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data melalui observasi Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Sarana dan prasarana sekolah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik , apabila sarana dan prasarana yang ada di sekolah lengkap, maka pembelajaran akan berjalan optimal. Sarana pendidikan antara lain seperti ruang kelas, media pembelajaran, meja, kursi dan lain-lain. Sedangkan prasarana merupakan fasilitas yang secara tidak langsung berfungsi untuk menunjang kegiatan pembelajaran seperti halaman, jalan di sekolah. Keberadaan sarana dan prasarana sekolah ini sebagai alat untuk menunjang keberhasilan proses yang dilakukan sekolah sebagai upaya melakukan pelayanan terhadap public, karena tanpa adanya saran dan prasaran di sekolah maka proses belajar mengajar guru dan peserta didik tidak dapat berjalan dengan baik dan hasil yang diharapkan tidak akan tercapai. Sarana dan prasaran yang ada di MTsN Barito Selatan berasal dari bantuan dari pemerintah yang disalurkan melalui Departemen Agama, dari bantuan masyarakat dan has not been able to resolve any references for this publication.