Dalammenyampaikan presentasi tentunya ada beberapa etika yang perlu Anda perhatikan agar Anda dapat menyampaikan maksud Anda kepada audiens dengan benar dan audiens pun dapat dengan senang hati mendengar Anda. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat menyampaikan presentasi. 1. Persiapkan Bahan Presentasi
Beberapaetika yang perlu diperhatikan antara lain: Daftar Isi show. 1. Jangan tertawa dan berbicara terlalu keras. Saat berada dalam suasana kantor, pada dasarnya tidak ada yang melarang untuk tertawa dan berbicara. Namun demikian, ada volume yang perlu diatur. Jika Anda tertawa dengan suara yang keras, atau mungkin berbicara dengan suara
ETIKAPERKANTORAN** Oleh: Selfi B. Helpiastuti, S.Sos, M.Si* Suasana kerja di kantor bisa jadi menyenangkan bila semua karyawannya mengerti tentang etika yang sebaiknya diterapkan dalam kantor tersebut. Meski tak punya ruangan sendiri atau masih berbagi meja dengan karyawan lain, namun boleh dibilang bahwa kita semua mempunyai 'ruang pribadi'.
Tapimeski begitu kita gak bisa jadi seenaknya juga, lho. Berlaku etis saat berkomunikasi di kantor tak hanya akan membuat kita terlihat profesional tapi juga memberi manfaat untuk kelangsungan karir kita. Untuk itu simak beberapa etika berkomunikasi di kantor di bawah ini, yuk. 1. Sesuaikan Respon dengan Materi Pembicaraan Via Freepik
Sebagaipedoman dalam pergaulan kantor yang patut dihindari oleh setiap staf karyawan suatu instansi, karena bertentangan dengan etiket kantor antara lain: Membentuk klik (kumpulan, golongan) yang secara sadar menentang rekan - rekan yang tidak sepaham dengan kliknya. Sering tidak masuk kerja dengan berbagai alasan sehingga menggu serta
Bacajuga: 3 Prinsip Etika Bisnis Untuk Jadi Pengusaha Sukses. Komunikasi adalah kunci. Komunikasi adalah bagian penting dari etika kerja profesional. Bukan hanya apa yang disampaikan, tetapi bagaimana cara menyampaikannya adalah hal yang harus diperhatikan. Mungkin saja suatu maksud baik diterima sebaliknya karena penyampaian yang salah.
Meskipunhal itu penting, ada karyawan yang belum menerapkan cara berkomunikasi yang baik. Berikut adalah tips yang bisa diterapkan untuk membangun komunikasi yang baik dengan semua rekan kerja: 1.Perhatikan tata bicara. Pergunakan bahasa yang profesional saat berkomunikasi langsung maupun melalui media lain seperti email.
Backto Feed / Office Life / etika berkomunikasi di kantor / Jessica Gabriel, Marketing Intern at Duta Digital Company. 8 days ago. Office Life. etika berkomunikasi di kantor. Hi hi para kakak senior, share dong etika berkomunikasi yang perlu di perhatikan di kantor apa aja ya? aku jujur takut banget miskomunikasi sama temen kerja :
sfDH3. KORESPONDENSI 1 KORESPONDENSI 1 e Ikut menjaga dan memelihara keawetan penghematan peralatan kantor seperti alat tulis, mesin kantor, perabot, dan lain-lain. f Rencana kebutuhan sehari-hari akan peralatan diminta kepada petugas peralatan dengan melalui prosedur yang berlaku. Jangan waktu pemakaian sebaiknya teratur. Pelayanan dokumen sangat mempengaruhi kesan masyarakat terhadap pelayanan pegawai kantor. Oleh karena itu pegawai yang mengurus pelayanan dikumen kepada masyarakat harus mempunyai dedikasi tinggi, bertanggung jawab dan bekerja secermat-cermatnya agar tidak mengecewakan para anggota masyarakat yang meminta pelayanan permasalahan dokumen. Samsir Rambe, Drs. Wahyu Lay, Etika Komunikasi, Penerbit, Angkasa, Bandung, 1999 c. Rangkuman 1 Setiap badan usaha perkantoran tersedianya Tool of management, yakni man, money, material, machine, method, moral dan market. Ketujuh elemen manajemen tersebut akan menjadi kurang berarti kalau elemen utama “manusia/man” teledor dan kurang cermat dalam melaksanakan proses manajemen melalui komunikasi secara efektif. 2 Pengaturan tata ruang kantor memberi tempat tentang masalah estetika, artistika, produktifitas yang akan mempengaruhi pegawai agar merasa senang bekerja di kantor dan dapat menghasilkan produk kerja yang optimal. Tak berkelebihan bahwa kantor sering dijuluki the second family atau rumah tangga kedua pegawai. 3 Surat masih menempati urutan terpenting dalam percaturan penyelenggaraan administrasi suatu kantor. Sebagai alat komunikasi tertulis surat memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai piranti kominikasi, dokumen tertulis, wakil dan duta penulis dan terahir sebagai alat tata usaha. d. Tugas 1 Coba anda cari dari internet atau dari sumber lain tentang konsep etiket kantor. Kemudian susunlah menjadi sebuah kliping yang menarik. 2 Anda buat kelompok, diskusikan hasil kliping anda dan berikan kesimpulan 96 Direktorat Pembinaaan SMK 2013
Di saat penggunaan email menjadi berkembang pesat pada awal tahun 90-an, email telah berhasil menggeser media komunikasi sebelumnya, termasuk mesin fax dan surat. E-mail menjadi sangat populer digunakan oleh para pekerja kantor dan orang-orang biasa. Kehadiran email benar-benar memudahkan segala bentuk komunikasi antara satu orang kepada orang lainnya. Bahkan menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Data Corporation IDC, para pekerja menghabiskan 28% dari minggu-minggu kerja mereka untuk mengecek, membaca dan merespon email yang mereka terima. Meskipun begitu, berkomunikasi melalui email tentu saja memiliki beberapa etika yang perlu dipatuhi oleh para penggunanya. Apalagi segala hal di dalam hidup perlu diatur agar tidak saling merugikan satu sama lain. Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan 10 etika dalam berkomunikasi melalui email, yang mana ingin akan sangat bermanfaat bagi kita yang bekerja di kantor atau berbisnis dengan beberapa mitra usaha. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 1. Mengisi Subjek Email yang Jelas dan Spesifik. Etika pertama dalam berkomunikasi melalui email adalah memiliki subjek yang jelas dan spesifik. Jangan pernah lupa untuk mencantumkan subjek karena penerima email kita bisa saja mendapatkan puluhan email di kotak masuknya. Sehingga, ini akan menyulitkan mereka untuk membedakan mana email yang perlu segera direspon dan mana email yang bisa dikesampingkan terlebih dahulu. Selain itu, memberikan subjek yang jelas dan spesifik juga membantu kita untuk mendapatkan respon yang cepat dari penerima email, sehingga kita tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapat balasan. Dan tentunya, memiliki subjek yang tepat merupakan salah satu tanda berkomunikasi melalui email secara profesional. Ini menandakan bahwa kita mengirim email bukan untuk main-main. 2. Menggunakan Salam Profesional. Etika kedua yang perlu kita terapkan adalah menggunakan salam sebagai pembuka email kita. Namun, perlu diingat kembali bahwa kita harus membedakan antara email yang formal dan non-formal. Email non-formal biasanya ditujukan kepada rekan-rekan kerja kita di dalam kantor internal dan email formal biasanya ditujukan untuk bos, manajer atau atasan kita di kantor internal dan klien juga mitra bisnis kita eksternal. Hindari penggunaan “Hai”, “Woi”, “Bro/ Sis” atau salam lainnya yang kurang formal dan tidak profesional saat mengirim email formal. Agar lebih formal, rekan pembaca bisa menggunakan “Yang terhormat masukkan nama”. Menggunakan nama orang tersebut dalam salam seperti, “Halo Stevanie”. Ini adalah salam profesional yang cukup tepat, tetapi ingatlah untuk tidak mempersingkat nama seseorang kecuali kita telah diberi izin untuk melakukannya. 3. Balas Semua Email Penting yang Masuk. Hindari sikap mengabaikan email-email yang masuk ke dalam kotak masuk kita. Terlebih lagi jika kita menerima email penting yang harus segera dibalas, misalnya dari pimpinan perusahaan atau dari klien. Kita perlu menanggapi email dengan balasan yang tepat, jangan membalas email dengan isi yang membingungkan penerima email. Berikan balasan email secara tepat waktu dan menggunakan Bahasa yang sopan untuk setiap email resmi yang ditujukan kepada kita. Bagaimana jika kita belum memiliki jawaban yang tepat untuk membalasnya? Kita tetap perlu membalas email tersebut, minimalnya kita membalas untuk memberitahu sang penerima bahwa kita sudah menerima email mereka. Sebagai contoh Dear Ratna, Terima kasih untuk informasinya. Untuk saat ini kami belum mendapatkan jawaban yang pasti dari CEO Perusahaan kami terkait undangan pembicara yang perusahaan Anda berikan. Dalam hal ini, kami akan memberi jawaban kembali dalam waktu 2x48 jam ke depan. Terima kasih atas pengertiannya. Best Regards, Silvia Hanum. 4. Jangan Menggunakan Humor. Memang bagus untuk membuat orang lain tertawa, terhibur dengan lelucon yang kita berikan kepada mereka. Namun, menggunakan humor bukanlah hal yang tepat untuk dimasukkan ke dalam email formal maupun non-formal. Mengapa begitu? Karena humor tidak dapat diterjemahkan dengan baik melalui email. Apa yang menurut kita lucu, bisa saja disalah tafsirkan oleh pihak lain penerima email, atau mungkin dianggap sebagai sarkasme, karena humor dibaca oleh penerima tanpa disertai nada vokal dan ekspresi wajah. Jadi, kami sangat tidak menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk menggunakan humor di dalam email. 5. Jangan Menganggap Penerima Email Tahu Apa yang Kita Bicarakan. Etika kelima yang perlu kita perhatikan adalah menulis email yang serinci dan sejelas mungkin. Jangan beranggapan bahwa penerima email akan memahami segala hal yang kita bicarakan di dalam email. Hindari penggunaan jargon atau menyingkat kalimat dengan singkatan-singkatan yang aneh. Singkatan yang aneh hanya akan membingungkan penerima email, bahkan ini bisa menciptakan kesalahpahaman antara kita dan penerima email. 6. Jangan Membalas Email dengan Emosi. Kami sangat tidak menyarankan rekan pembaca untuk membalas email dengan kata-kata yang menunjukkan emosi, kemarahan atau frustasi. Sebelum membalas email atau mengirim email, pastikan rekan pembaca sudah melakukan beberapa pertimbangan sebelum mengirim email kepada penerima. Solusi lainnya, apabila rekan pembaca sedang merasa marah, ketik email, keluarkan emosi yang Anda rasakan, masukkan pesan email tersebut ke dalam folder “draft”, dan tinjau kembali nanti saat rekan pembaca sudah merasa lebih tenang dan punya waktu lebih untuk merancang balasan email yang lebih baik dan sesuai. Untuk kebaikan rekan pembaca, jangan sampai emosi yang dirasakan dicurahkan ke dalam email. 7. Jangan Lupa Mencantumkan Tanda Tangan Signature. Setiap email harus menyertakan tanda tangan signature yang memberitahu penerima tentang siapa yang mengirim email kepada mereka. Selain itu, kita juga perlu mencantumkan kontak kita di bawah tanda tangan. Sehingga, penerima tidak perlu mencari alamat, email, atau nomor telepon kita, jika mereka harus menghubungi kita kembali. Kita bisa membuat pengaturan otomatis agar signature dapat muncul di akhir email, setiap kali kita mengirim email kepada siapapun. 8. Jaga Kerahasiaan Materi Pribadi. Etika kedelapan adalah hindari berbagi materi email yang sifatnya pribadi atau rahasia confidential, baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Apabila rekan pembaca memang HARUS berbagi informasi yang sangat pribadi atau rahasia, bicarakan secara langsung di ruangan tertutup atau komunikasikan hal ini melalui telepon. Jangan lupa untuk meminta izin sebelum memposting materi sensitif baik di bagian badan email atau dalam lampiran. 9. Hindari Menggunakan Tanda Perintah ! secara Berlebihan. Memang sih tanda perintah ! itu memiliki indikasi yang bermacam-macam. Bukan hanya untuk mengekspresikan kemarahan, namun juga dapat mengekspresikan kegembiraan. Misalnya, “Ya ampun! Hahaha!!!” Sayangnya, di dalam bisnis atau dunia profesional, penggunaan tanda seru atau tanda perintah ! secara berlebihan tidak diterjemahkan dengan baik dalam komunikasi bisnis, terutama melalui email. Hindari penggunaan tanda baca tersebut, kecuali kita benar-benar mengenal penerima email dengan sangat baik. 10. Jangan Lupa Koreksi Pesan Kita. Secara tidak langsung, orang bisa menilai kepribadian kita melalui tulisan-tulisan email yang kita kirim kepada mereka. Apabila email yang kita kirim terlalu banyak salah ejaan atau kesalahan tata bahasa, maka jangan heran jika orang-orang akan menilai kita sebagai seorang yang ceroboh. Sedangkan, saat kita mengirim email dengan sangat rinci dan tanpa kesalahan tata bahasa, orang-orang akan menganggap kita sebagai seorang yang sangat teliti. Jadi sebelum email dikirim kepada penerima, jangan lupa untuk mengoreksi isi email kita dengan teliti. Setelah membaca penjelasan di atas, apakah rekan pembaca sudah merasa semakin percaya diri dalam berkomunikasi melalui email? Yuk, kita terapkan 10 etika dalam berkomunikasi melalui email seperti di atas, agar kita bisa semakin profesional dan mendapatkan karier yang lebih baik dari etika komunikasi yang kita terapkan. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Meskipun saat ini komunikasi di dunia kerja sudah mengalami banyak pergeseran. Namun ada satu hal yang gak pernah berubah dari dulu, yaitu etika dan sopan santun. Yup, jika sebelumnya pola komunikasi untuk urusan pekerjaan sangat terbatas dan formal, kini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, cara berhubungan satu sama lain dalam urusan kantor pun jadi semakin beragam dan cenderung santai. Tapi meski begitu kita gak bisa jadi seenaknya juga, lho. Berlaku etis saat berkomunikasi di kantor tak hanya akan membuat kita terlihat profesional tapi juga memberi manfaat untuk kelangsungan karir kita. Untuk itu simak beberapa etika berkomunikasi di kantor di bawah ini, yuk. 1. Sesuaikan Respon dengan Materi Pembicaraan Via Freepik Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kamu menangkap isi pembicaraan dengan tepat. Apakah kamu diminta untuk mengkonfirmasi sesuatu? Meng-update status pekerjaan? Atau lainnya? Dari situ kamu bisa menentukan bagaimana respon yang paling pas untuk diberikan. Tentu kamu gak akan memberi balasan email yang panjang lebar, jika yang diminta hanya update terbaru pekerjaannmu, kan? 2. Jangan Buru-Buru Menilai Via Pola komunikasi yang dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, seperti email atau messenger, sering membuat kita salah mengartikan pesan yang disampaikan. Entah itu karena nada baca, gaya tulisan, dan lain-lain. Apapun itu cobalah untuk mengesampingkan prasangka burukmu dan fokus pada isi pesan yang kamu terima. Dengan begitu kamu gak perlu membuang-buang energi untuk sesuatu yang gak penting dan bisa lebih fokus menyelesaikan pekerjaanmu. [su_box title=”Editor’s Pick”] Buat Freelancer, Inilah 5 Tips Memanfaatkan Portfolio untuk Mendapatkan Tawaran Pekerjaan Sebelum Interview Kerja, Begini 3 Cara Menentukan Besar Gaji Yang Diminta Bukan Hanya Dengan Mengirimkan CV Secara Online, 3 Trik Ini Akan Membantumu Mendapatkan Pekerjaan Impian Sebelum Datang ke Job Fair, Ketahui Lebih Dulu ke-5 Hal Untuk Mendapatkan Pekerjaan Impianmu Ini! Telat Lulus Bukan Akhir Segalanya, Lakukan 5 Hal Ini Agar Mental Kamu Tetap Bersemangat [/su_box] 3. Jika Ingin Menggunakan Emoticons, Pilih yang Sesuai dengan Isi Percakapan Via Untuk beberapa occasion, pemakaian emoticons tidak sepenuhnya haram. Malahan nih, beberapa jenis emoji bisa membantu mencairkan suasana komunikasi yang tegang. Namun kamu harus tetap memperhatikan jenis emoticons yang hendak kamu pakai, ya. Biasanya smiley face jadi andalan agar isi pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh recepient. 4. Jangan Gampang Baper Via Gak jarang kita mendapat lawan bicara yang terlihat jutek atau bahkan meremehkan kemampuan kita. Jika kamu pernah mengalaminya, rasanya pasti ngeselin banget, kan? Tenang, jangan buru-buru emosi. Bisa jadi dia lagi terburu-buru makanya hanya bisa ngobrol seadanya sama kamu. Nah, untuk menghindari baper yang gak perlu, mending kamu fokus sama tujuan pembicaraan kalian. Bisa bikin pekerjaan jadi lebih cepat selesai, kan? 5. Selalu Lihat Dari Sudut Pandang yang Lebih Luas via Sebuah project tak jarang melibatkan orang-orang dari berbagai departemen. Hal ini otomatis mendorong komunikasi dalam skala yang lebih luas. Saat-saat seperti ini mengharuskan kita untuk berkomunikasi dengan berbagai macam karakter orang. Sesekali pasti hal ini menimbulkan konflik internal, tapi ini bukan alasan untuk mengeluh karena sejatinya gesekan itu lah yang bisa melatih gaya berkomunikasimu menjadi lebih baik. Cara kamu bermomunikasi dengan sesama rekan kerja maupun atasan akan sangat berpengaruh pada kenyamananmu bekerja. Dengan tahu cara berperilaku yang tepat, kamu akan betah bekerja dan bisa menghasilkan performance yang optimal. Apakah kamu setuju dengan hal ini?